Vijjasena, siswa SWA yang berhasil diterima dan mendapatkan beasiswa di beberapa universitas Ivy League Amerika: Princeton, Columbia, Yale dan Dartmouth, bukan hanya fokus mengejar nilai akademik, tapi juga menginisiasi banyak kegiatan non-akademik yang mempunyai nilai sosial tinggi.
Baca juga: Universitas Terbuka Akan Buka Jalur SBMPTN Setelah 100 Beasiswa SNMPTN 2020
Salah satu kegiatan yang dibuat adalah "Letus-Club", di mana dia dan teman-teman menggalang dana untuk membantu panti jompo mengadaptasi teknologi pencahayaan tenaga surya.
Vijjasena membangun portofolionya berbasiskan kesimbangan antara prestasinya secara akademik di bidang sains dan kegiatan sosial yang mengadopsi energi terbarukan.
Demikian pula dengan Howard, siswa SWA berhasil diterima di 3 dari daftar universitas terbaik dunia (Imperial College, UCL,Tsinghua University).
Selain berprestasi dalam akademik, dia juga aktif menjadi presiden dari klub sekolah United We Ball" yang merupakan klub basket berfokus mengajarkan olahraga basket ke warga sekitar yang kurang mampu dan tidak memiliki fasilitas bermain basket.
Hampir semua sekolah dan kurikulum mengharuskan murid membuat proyek di setiap mata pelajaran. Tapi bagaimana cara agar proyek-proyek ini dapat berkontribusi ke dalam portofolio anak?
SWA sendiri memastikan pada saat anak mencapai kelas 8, setiap proyek yang dilakukan memiliki benang merah dan konsistensi yang jelas dalam pembentukan portofolio akhir mereka.
Penting agar anak terus mendapatkan bimbingan, melalui orangtua maupun sekolah, dalam pembuatan portofolio mereka yang seiring waktu akan bertambah.
Peran orangtua dan sekolah sangat penting dalam perencanaan portofolio, karena anak akan banyak fokus dalam pembuatan proyek dan tidak sulit untuk kehilangan gambaran besar dari portofolio mereka.
Sebagai pengamat dan pembimbing, orangtua dapat selalu bertanya kembali kepada anak, bagaimana proyek mereka dapat merealisasikan tujuan akhir mereka.
Tidak dipungkiri, pendidikan tinggi di universitas terbaik dunia memerlukan biaya tidak sedikit. Hal ini membuat perencanaan sedini mungkin lebih penting lagi untuk orangtua mempersiapkan dana pendidikan.
Sebagai gambaran, biaya kuliah di universitas Ivy League bisa mencapai 1 milyar rupiah per tahunnya. Namun, jangan biarkan keterbatasan finansial menghalangi potensi anak.
Sekolah dapat mengajak orangtua berdiskusi perihal kesiapan finansial dalam memilih universitas anak, dan menyiapkan beberapa skenario terbaik dan terburuk.
Baca juga: Universitas Terbaik Indonesia Versi THE World University Rankings 2020
Sekolah dapat mengambil peran dalam menyiapkan anak mengejar beasiswa, dan meringankan beban finansial orangtua. Beberapa sekolah, termasuk SWA, menawarkan beasiswa penuh untuk anak berprestasi yang mempunyai mimpi besar.
View this post on Instagram
Vijjasena dan Howard merupakan anak beasiswa SWA yang berhasil mendapatkan beasiswa di beberapa universitas terbaik di dunia.
"Strategi ini diharapkan dapat membantu anak dan orangtua dalam mempersiapkan diri ke universitas terbaik yang ada," harap Grace.
Ia menginformasikan, Vijjasena dan Howard akan membagikan lebih banyak informasi melalui Webinar yang akan diadakan 29 April 2020.
"Webinar ini gratis dan merupakan bentuk kepedulian mereka untuk menginspirasi dan membantu generasi muda lainnya yang mempunyai impian yang besar, dimulai dengan mempersiapkan diri masuk ke universitas terbaik dunia," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.