KOMPAS.com - Kekebalan tubuh untuk melawan virus sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas asupan gizi. Itulah mengapa, puasa di tengah pandemi Covid-19 kerap dianggap sebagai tantangan.
Ketua Prodi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) R. Dwi Budiningsari mengatakan, puasa jutsru dapat meningkatkan imunitas.
“Sejumlah penelitian menyebutkan berpuasa dapat meningkatkan imunitas. Sebaliknya, belum ada studi yang menyatakan berpuasa berisiko meningkatkan infeksi Covid-19,” jelasnya dalam laman UGM, Kamis (23/4/2020).
Menjalani puasa selama 30 hari, lanjutnya, bisa merangsang produksi sel-sel darah putih baru, sehingga mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
Kondisi dengan sistem kekebalan yang telah diregenerasi akan semakin memperkuat tubuh dalam menangkal berbagai infeksi bakteri maupun virus dan penyakit lainnya.
Baca juga: Pakar UGM Prediksi Optimis Penyebaran Covid-19 Berakhir 29 Mei 2020
Lalu, berpuasa juga membantu mendetoks tubuh. Membantu mengeluarkan berbagai racun yang tersimpan dalam tubuh seperti zat-zat adiktif dan aditif dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan.
Puasa juga dapat mengurangi massa lemak tubuh. Lemak yang berlebih dalam tubuh dapat merusak keseimbangan sistem kekebalan tubuh manusia.
“Kalau yang kelebihan lemak bisa menurunkan berat badan maka bisa memperbaiki imunitasnya,” terangnya.
Agar manfaat sehat puasa tadi dapat dirasakan maksimal di tengah wabah Covid-19, Budiningsari memberikan sejumlah tips tentang pilihan makanan dan aktivitas yang tepat selama berpuasa.
Langkah awal agar tubuh tetap sehat dan bugar selama menjalani puasa di saat pandemi Covid-19 adalah memastikan terlebih dahulu kondisi kesehatan tubuh.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.