Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB Bagikan 8 Tips Cegah Potensi Krisis Keluarga

Kompas.com - 24/04/2020, 12:34 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Wabah virus corona atau Covid-19 yang melanda seluruh negara membawa dampak luar biasa diberbagai sektor. Namun yang paling terdampak ialah keluarga itu sendiri.

Imbauan pemerintah agar semua dilakukan di rumah tak sepenuhnya bisa dilakukan oleh sebagain orang. Sebab, ada pekerjaan yang harus dilakukan di kantor atau di luar rumah.

Tak heran banyak pengangguran karena dampak virus corona ini. Karena itu dibutuhkan cara agar tidak terjadi krisis di dalam keluarga.

Baca juga: 9 Tips Dampingi Anak Belajar di Rumah dari Akademisi IPB University

Guru Besar IPB University bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga Prof Euis Sunarti memberikan tips mencegah potensi krisis keluarga saat pandemik Covid-19.

8 tips cegah potensi krisis keluarga

Berikut 8 tips bisa mencegah potensi krisis menurut Prof Euis Sunarti yang dirangkum dari laman resmi IPB University, Kamis (23/4/2020).

1. Menguatkan spiritualitas dan religiusitas, keimanan terhadap takdir, pemaknaan positif terhadap ikhtiar, ujian dan cobaan dalam hidup dan meningkatkan ibadah anggota keluarga.

2. Menilai ulang kapasitas ekonomi keluarga untuk dapat bertahan di tengah situasi yang tidak diinginkan. Mencegah tekanan ekonomi keluarga dengan mengatur ulang prioritas kebutuhan dan pengeluaran keluarga, termasuk penggunaan kembali sumberdaya yang ada.

3. Perlu memperluas ruang komunikasi dan mendorong komunikasi yang mendalam antar anggota keluarga. Menjadikan keluarga sebagai tempat tepercaya bagi seluruh anggotanya untuk mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan tempat paling tepercaya untuk berbagi rahasia.

4. Periksa keterbatasan dan kelemahan dalam organisasi dan sistem keluarga. Perbaiki serta kuatkan struktur dan fungsi organisasi keluarga agar mampu menghadapi situasi yang tidak diinginkan.

5. Kelola dan alokasikan sumberdaya secara adil dan cerdas untuk menjamin keberlanjutan sistem keluarga. Tingkatkan kapasitas penyesuaian, adaptasi, fleksibilitas, pengelolaan dan penerimaan terhadap perubahan-perubahan dan ketegangan keluarga.

Ini agar kehidupan keluarga tetap seimbang dan stabil serta terhindar dari situasi yang menekan (depresi). Khususnya bagi keluarga yang tergolong "fragile" (gampang retak dan pecah) dan "vulnerable-rentan".

6. Bagi keluarga yang tergolong tidak berpola (unpattern) dan situasional, penting untuk memaknai secara positif rutinitas dan kebersamaan.

Dismaping itu lebih menerima dan memberikan apresiasi antar anggota keluarga, mempererat ikatan dan kelekatan antar anggota keluarga sehingga terbangun spirit satu kesatuan.

7. Lindungi anggota keluarga yang paling rentan, baik fisik maupun psikososialnya dan siapkan dukungan dari dalam sistem maupun luar sistem keluarga.

Periksa dan kuatkan aset sosial yang dapat menjadi penolong ketika secara darurat dibutuhkan oleh anggota keluarga yang rentan.

8. Komunikasikan adanya potensi krisis (akibat wabah), pastikan keluarga merespon secara memadai terhadap perubahan-perubahan yang diperlukan.

Baca juga: Ini 3 Prodi IPB University Berdaya Tampung Besar di SBMPTN 2020

Selain itu keluarga mendiskusikan alasan dan tujuan, menyiapkan diri dan menyepakati rencana darurat yang perlu diambil keluarga. Baik sebagai satu kesatuan keluarga maupun oleh satu atau sebagian anggota keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau