KOMPAS.com - Wabah Covid-19 serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengharuskan banyak orang lebih sering berinteraksi dengan gawai (gadget) untuk bekerja, termasuk para siswa saat belajar di rumah.
Kondisi selama pademi ini sudah tentu berakibat pada peningkatan penggunaan berbagai perangkat elektronik, khususnya beberapa gawai seperti smartphone, tablet dan laptop atau notebook.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, telah terjadi kenaikan konsumsi listrik rumah tangga sebesar 1-3 persen sejak adanya himbauan bekerja dari rumah maupun belajar dari rumah.
Dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University Lilis Sucahyo mengatakan, paparan sinar radiasi layar atau monitor dari perangkat elektronik selama beraktivitas bisa menimbulkan efek samping.
Baca juga: Universitas Pertahanan Buka Pendaftaran S1, Bebas Biaya Kuliah
Walau pembelajaran atau bekerja daring (online) menjadi pilihan terbaik selama pandemi, namun adanya efek radiasi akibat terpapar gawai seharian juga perlu menjadi perhatian.
Di balik keindahan warna dan tampilan pada berbagai perangkat, lanjutnya, teknologi layar Light Emitting Diode (LED) yang banyak diaplikasikan pada berbagai perangkat seperti lampu, televisi, komputer, laptop, tablet dan smartphone, memiliki dampak negatif berupa pancaran sinar biru (blue light radiation).
"Beberapa pengguna laptop menyebutkan bahwa mereka mengalami rasa pegal pada mata akibat menatap layar dalam waktu lama, mata lelah, mata kering serta gangguan refraksi," paparnya seperti dilansir dari laman IPB, Selasa (5/5/2020).
Baca juga: 10 Politeknik Negeri Ini Masih Buka Pendaftaran, Subsidi Uang Kuliah
Lebih lanjut Lilis menjelaskan, sinar biru tergolong dalam jenis High Energy Visible (HEV) yaitu cahaya tampak dengan tingkat energi yang besar.
Karakteristik sinar tersebut memiliki panjang gelombang pendek sekitar 380-500 nanometer dengan tingkat energi yang besar seperti sinar ultraviolet yang berbahaya bagi penglihatan manusia.
Mata manusia memiliki kemampuan yang baik dalam menghalau sinar UV (ultraviolet) tetapi tidak untuk sinar biru.
“Menatap layar LED dalam jangka waktu lama tanpa dilakukan upaya meminimalisir dampak radiasi sangat tidak dianjurkan,” ujarnya.
Ia pun memberikan tips sederhana dan mudah dilakukan untuk meminimalisir dampak radiasi layar gawai selama beraktivitas menggunakan gawai, yakni:
Gunakan lapisan pelindung (screen protector) untuk layar LED, terutama untuk ponsel.
Pilih jenis yang tidak hanya melindungi layar anda dari debu, kotoran dan goresan tetapi juga pancaran sinar radiasi, terutama blue light dan ultraviolet.
Jika menggunakan kacamata, pilih jenis lensa yang juga dapat menghalau jenis cahaya blue light maupun UV.