Selain bukan pengganti makanan sehat, suplemen juga tak bisa dijadikan sebagai obat, misalnya untuk menyembuhkan flu.
Retno Murwanti menambahkan, penelitian yang dilakukan pada 35.533 pria yang berisiko mengalami kanker prostat di United States, Canada dan Puerto Rico menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi vitamin E memiliki risiko untuk mengalami kanker prostat lebih tinggi dibandingkan placebo.
Sedangkan vitamin C yang diketahui memiliki beberapa fungsi fisiologi seperti antioksidan hingga meningkatkan sistem imun, pada penelitian menunjukkan mengonsumsi vitamin C tidak memberikan manfaat yang signifikan dalam mencegah kanker, menurunkan mortalitas, mencegah gangguan jantung dan menurunkan kejadian common cold (flu).
Baca juga: Orangtua Beri Iming-iming Agar Anak Mau Belajar, Bolehkah?
“Hal lain yang harus dipastikan juga adalah apakah suplemen tersebut sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, untuk memastikan tidak mengandung bahan yang membahayakan kesehatan," ujar Retno.
“Dengan mengonsumsi makanan sehat, melakukan olah raga secara teratur, menjaga berat badan, menghindari stres dan tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Jika kebutuhan nutrisi harian tidak dapat dipenuhi, dapat mengonsumsi suplemen dan vitamin untuk mendapatkan asupan nutrisi tambahan, namun perlu bijak dalam memilih dan menggunakannya," tuturnya.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan suplemen untuk memastikan kandungan suplemen sesuai yang diperlukan karena setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.