Dengan pola mobilisasi manusia milenium ketiga, apa pun dapat dengan cepat menyebar dengan tak terkendali, termasuk berbagai wabah yang belum pernah teramati.
Barangkali ada begitu banyak wabah purba yang akan tetap menjadi tanda tanya, dan pemanasan iklim ini akan menguak beberapa misteri itu.
Buku ini tepat jika dijadikan sebagai “surat peringatan ketiga”. Dalam salah satu komentarnya, The Economist menulis, “Buku ini berkisah tentang kemungkinan masa depan yang mengkhawatirkan.
Wallace-Wells sangat cemas, dan juga seharusnya Anda.” Sebagai kolumnis dan deputi editor majalah New York, Wallace-Wells tampak cukup paham bahwa persoalan perubahan iklim pasti tidak berdiri sendiri.
Itulah yang kemudian membuat ia terlihat tidak terlalu banyak memberikan panduan apa yang seharusnya menjadi jalan keluar.
Setelah semua potret tentang “kiamat yang tertunda” itu, apakah manusia bergeming?
Perubahan iklim memang menjadi masalah sains yang paling kontroversial di abadi ini, sebab dinamika politik, ekonomi, sosial, dan budaya erat mengikuti.
Namun, terlepas dari segala kontroversinya, tidak ada alasan untuk tidak bertindak jika manusia ingin tetap tingal di bumi. Tentu, ada banyak jalan yang bisa ditempuh dalam skala sekecil apa pun.
Seperti kata-kata Greta Turenberg, gadis Swedia yang Januari lalu genap berusia 17 tahun, di depan Kongres Amerika (17 September 2019), “Anda harus bertindak. Anda harus melakukan apa yang Anda pikir itu mustahil. Karena menyerah takkan pernah bisa menjadi pilihan.”
Tautan pembelian buku: https://www.gramedia.com/products/bumi-yang-tak-dapat-dihuni
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.