Lebih lanjut, proses hubungan baik yang terjalin antara orangtua dan anak dapat meningkatkan bagaimana remaja (mahasiswa) berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya.
Self-efficacy dan social skills dibutuhkan lebih lanjut agar mahasiswa mampu memiliki kinerja akademik.
Hal yang sama juga pernah dikemukakan oleh Mason-Dorman (2014) dalam disertasinya bahwa bahwa dukungan orangtua tidak dapat diabaikan dalam keberhasilan akademik siswa.
Orangtua adalah partner guru dalam dalam proses pembelajaran mencapai prestasi akademik.
Jika dampak Industri 4.0 terhadap berbagai pekerjaan yang diperlukan di masa depan dapat dipahami oleh siswa, siswa diharapkan akan lebih memiliki pandangan dalam mengarahkan minat dan bakatnya.
Tidak kalah penting adalah faktor dukungan lingkungan (orangtua). Dukungan orangtua menciptakan komunikasi memahami siswa sehingga akan membuat siswa akan merasa yakin dalam memilih program studi yang tepat.
Siswa akan lebih berhati-hati dalam memilih jurusan studi untuk mempersiapkan masa depannya.
Siswa akan memilih program studi yang memberikan peluang untuk mengembangkan minatnya serta mengembangkan bakat dan kemampuannya.
Siswa juga akan berhati-hati dalam memilih program studi di mana ia dapat berjumpa dengan orang-orang yang memiliki kesamaan minat dan bakat dengan dirinya.
Orangtua, siswa, dan perguruan tinggi mengalokasikan sumber daya yang tidak sedikit dalam menyelenggarakan proses pendidikan.
Bayangkan jika setiap tahun 7 dari 10 lulusan perguruan tinggi merasa bahwa program studi yang telah ditempuhnya dirasa kurang pas dengan minat dan bakatnya, tentu hal ini secara implisit telah menimbulkan kerugian ekonomi.
Belum lagi kerugian ekonomi jika lulusan tidak mendapatkan/menciptakan lapangan pekerjaan, yang mana akan hilang sebagai dampak dari Industri 4.0.
Dari uraian di atas, informasi mengenai dampak Industri 4.0 terhadap berbagai pekerjaan yang diperlukan di masa depan merupakan isu penting yang berdampingan dengan pentingnya isu mengenai ketepatan pemilihan jurusan/program studi di perguruan tinggi bagi siswa SMA.
Siswa tidak hanya perlu mengenali minat dan bakatnya, tetapi juga memahami pekerjaan apa saja yang dibutuhkan di era Industri 4.0.
Isu ini bukanlah apa-apa jika tidak ada keterlibatan dan dukungan pihak sekolah melalui komunikasi dengan orang tua, guru bimbingan karier, dan siswa yang bersangkutan.
Orangtua siswa yang mengenali dan mendukung minat dan bakat anaknya akan sangat berperan menciptakan komunikasi dengan siswa dalam menumbuhkan perasaan yakinnya terhadap jurusan yang dapat mempersiapkannya menuju masa depan.
Ir Suhartono Chandra, MM
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara
Dr Ignatius Roni Setyawan, SE, MSi
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara
Dr P Tommy YS Suyasa, Psikolog
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara