Oleh: Indah Sipahutar | Grasindo
KOMPAS.com - Buku adalah jendela dunia. Mengingat saat ini kita sedang diterpa pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita untuk jaga jarak dan berada di rumah saja rasa bosan dan keinginan untuk pergi ke luar pasti menghantui banyak orang.
Mungkin saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk berjalan-jalan ke berbagai tempat dengan aman, yaitu dengan cara membaca buku.
Kali ini destinasi perjalanan yang akan kita tuju adalah sebuah pulau di Nusa Tenggara Timur, Pulau Sumba.
Indonesia bagian Timur menyimpan tempat -tempat eksotis yang masih jarang dijamah oleh wisatawan, termasuk tanah Marapu ini.
Pulau yang dikenal sebagai penghasil tenun terkenal ini memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Sayangnya, masih belum banyak orang yang mengetahui tentang Sumba dan keunikannya.
Inilah yang membuat novel "Melangkah" karya J.S. Khairen menjadi cerita yang sangat unik, one of the kind.
Baca juga: Menyayangi Bumi Bersama Anak-anak di Tengah Pandemi Covid-19 Ini
"Melangkah" adalah sebuah novel fantasi-aksi yang menceritakan perjalanan 4 sahabat di tanah Sumba. Tokoh utamanya adalah Aura, anak Raja Sumba yang mendapatkan tugas untuk menjalankan pesan arwah nenek moyang.
Bersama ketiga teman lainnya, Aura dan kawan-kawan berusaha memecahkan berbagai masalah yang ada berbekat tekadnya sebagai wanita Sumba dan pengetahuan mereka di bidang ekonomi dan pencak silat.
Keunikan novel ini terletak pada latar belakang Sumba yang sangat kental. Dari awal sampai akhir, kita seperti diajak berpetualang langsung ke berbagai pelosok Sumba bersama empat sekawan.
Pembaca diajak berjalan-jalan ke perkampungan raja Sumba yang megalitikum, Bukit Persahabatan yang indah, Danau Weekuri yang masih jernih hingga pemandangan sederhana di sore hari dari atas kuda yang biasa dirasakan langsung oleh orang Sumba.
Penulis tidak sekedar menempelkan tempat wisata terkenal saja ke dalam cerita untuk membangun latar belakangan tanah Sumba, tapi benar-benar mencari tahu secara mendalam tentang adat, budaya, dan keadaan Sumba pada saat ini.
Banyak sekali detail-detail mengenai Sumba yang masih belum banyak orang ketahui terungkap di buku ini.
Jika biasanya kita hanya mengenal festival Pasola, buku ini juga memperkenalkan Festival Wolla Mpodu yang memiliki arti penting bagi suku Marapu. Ada juga pembicaraan menarik tentang pembuatan tenun Sumba yang terkenal hingga luar negeri.
Cerita fantasi dan aksinya juga terhubung dengan budaya Sumba yang mistis dan eksotis. Berbekal dengan pengetahuan ekonomi dan pencak silat, pesan arwah nenek moyang yang dipercayakan oleh 4 sekawan itu akhirnya bisa diatasi.
Baca juga: Bumi yang Tak Dapat Dihuni, Kisah tentang Masa Depan
Setelah membaca novel Melangkah rasanya pengetahuan tentang budaya dan keunikan Pulau Sumba meningkat. Rasanya jadi tak sabar untuk bisa segera pergi ke Sumba secara langsung untuk melihat keindahan yang tergambar di novel setelah pandemi Covid-19 ini berakhir.