Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UB: "Wisatawan Nekat" Berpotensi Picu Gelombang Kedua Corona

Kompas.com - 15/06/2020, 13:51 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

"Nah, yang perlu diwaspadai adalah wisatawan nekat, saya prediksi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan yang bijak dalam berwisata dan patuh dengan protokol kesehatan," papar Pia seperti dirangkum dari laman UB, Minggu (14/6/2020).

"Mereka inilah yang bisa mempercepat penularan virus Covid-19 di tempat-tempat pariwisata akibat rendahnya rasa kesadaran akan bahaya virus ini dan disiplin diri untuk mematuhi protokol kesehatan."

Perlu adanya komunikasi interaktif

Selain melakukan persiapan internal dalam hal pemenuhan Kebersihan, Kesehatan dan Keselamatan (3K), para pelaku pariwisata juga harus membuat strategi komunikasi pemasaran yang tepat.

Baca juga: Universitas Budi Luhur Buka 2.000 Beasiswa untuk Calon Mahasiswa D3-S1

"Strategi komunikasi pemasaran ini harus dijalankan minimal tiga minggu berturut-turut sebelum industri pariwisata beroperasional. Pelaku pariwisata harus menyosialisasikan hal-hal yang harus diketahui dan dipatuhi oleh para wisatawan serta konsekuensi-konsekuensi yang dihadapi jika melanggar protokol kesehatan yang telah diterapkan oleh para pelaku pariwisata," saran Pia.

Harus pula disediakan layanan komunikasi interaktif 24 jam melalui berbagai saluran komunikasi yang memudahkan wisatawan menghubungi para pengelola pariwisata saat mereka menghadapi masalah misalnya tiba-tiba sakit.

Jika tidak dilaksanakan dengan baik, Pia menegaskan, bisa dipastikan gelombang kedua pandemi Covid-19 bisa terjadi selama 2-4 minggu di awal dibukanya industri pariwisata.

"Jangan sampai industri pariwisata dituduh sebagai pemicu terjadinya second wave yang mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi pada industri pariwisata Indonesia, yaitu penutupan total industri pariwisata Indonesia," kata Pia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com