“Pun dalam bidang matematika, Perancis mendapat posisi kedua negara peraih Field Medals setelah Amerika Serikat,” papar alumnus Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ini.
Lebih lanjut Rachmat menjelaskan, pendidikan tinggi di Perancis terbagi menjadi dua jenis, yakni Université dan Grande École.
Dua tipe ini nantinya terkait dengan besar biaya perkuliahan, yakni untuk Université sebesar 170-380 Euro (sekitar Rp 2,7-6 juta) bagi mahasiswa lokal, dan 2.700-3.700 Euro (sekitar Rp 43-60 juta) bagi mahasiswa asing.
Baca juga: Program Studi Sarjana Terapan ITS Ramai Peminat, 3 Prodi Jadi Favorit
Sedangkan untuk Grande École sebesar 5.000-24.000 Euro (sekitar Rp 80-384 juta) bagi seluruh mahasiswa.
Tak berbeda jauh dengan perguruan tinggi Jerman, ujar Rachmat, bagi pelajar yang ingin mendaftar berkuliah di Perancis cukup mencari informasi kampus tujuan atau LPDP.
“Sama saja, cukup memenuhi dokumen yang disyaratkan, melamar dan menunggu konfirmasi kira-kira 2 bulan,” sambungnya.
Di sisi karier, Rachmat berpendapat Perancis merupakan negara yang sangat menjanjikan untuk dijajal. Sebab negara ini merupakan negara paling atraktif di Eropa untuk ditanami modal asing (Foreign Direct Invesment).
Baca juga: Beasiswa S1-S2 di Sydney Australia, Potongan Biaya Kuliah hingga Rp 96 Juta
“Di antara 10 bank terbesar di Eropa, empat sampai lima di antaranya adalah bank-bank di Perancis,” imbuh lulusan École Centrale de Nantes, Perancis ini.
Mengenai budaya kerja masyarakat Perancis, menurut Rachmat, pekerja Perancis lebih unggul dibanding Amerika Serikat dan Jerman dalam hal hierarki di dunia kerja dan keakuratan kerja.
“Di sini juga tidak ada sama sekali rasisme dan perbedaan gender. Semua diperlakukan sama, sekalipun dalam komunikasi,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.