Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Indonesia di Amerika-Eropa Sukses Gelar Simposium Istanbul Daring 2020

Kompas.com - 29/06/2020, 17:45 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan memetakan cetak biru dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia Kawasan Amerika-Eropa (PPIDK Amerop) menggelar Simposium Amerika Eropa (SAE) Istanbul Daring 2020 pada 26 – 28 Juni 2020.

Simposium ini dihadiri lebih dari 70 orang perwakilan mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di kawasan Amerika dan Eropa.

Mengangkat tema “Achieving the Sustainable Development Goals: Contriving The Blueprint to Face Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0" webinar ini dibuka oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal ditayangkan secara live di kanal youtube PPIDK Amerop dan kanal youtube PPI Turki.

SAE Istanbul Daring 2020 dibagi dalam 5 subtema, yakni Ekonomi, Sektor Publik, Agrikultur, Pendidikan dan Seni Budaya.

Baca juga: Ini Kebijakan Baru Mendikbud Nadiem soal Keringanan UKT Mahasiswa

Sub tema pertama bertemakan Ekonomi dengan judul “Digitalisasi Ekonomi untuk Pembangunan Indonesia” yang disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Republik Indonesia Prof. Bambang Brodjonegoro.

Menristek menyampaikan bahwa pentingnya riset di masa sekarang dan ke depannya untuk kemajuan ekonomi negara Indonesia.

“Pentingnya menguasai ICT/ Teknologi Informasi Komunikasi dalam bidang ekonomi karena sudah menjadi tren dunia,” ujar Menristek seperti dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Webinar yang dipandu oleh moderator Mochamad Nur Ramadhani itu juga menyoroti beberapa poin yang menjadi sorotan dari tema Ekonomi.

Baca juga: Mendikbud: Perguruan Tinggi di Semua Zona Dilarang Kuliah Tatap Muka

Salah satunya ekonomi dibangun berbasis inovasi iptek dan berdasarkan konsep triple helix. Lalu, pendidikan menjadi sektor dalam riset yang kemudian hasilnya dikomersialisasi dan pemerintah menjadi fasilitatornya. Termasuk infrastruktur yang mendukung digitalisasi menjadi prioritas.

Dalam sub tema kedua, Kepala Sub Direktorat Pengembangan Model Statistik BPS Indonesia Setia Pramana Ph.D. dan Komisioner Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Viryan Azis hadir sebagai pembicara.

Webinar kedua ini bertemakan Sektor Publik dengan judul “Implementasi Big Data dalam Pelayanan Publik”.

Setia Pramana menyampaikan bahwa setiap kegiatan di penggunaan Big Data butuh kontribusi dari stakeholders.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2020 Dibagi Jadi Dua Gelombang

“Karena kita bukan hanya menghasilkan data tapi menggunakan data dari stakeholders baik masyarakat, pelaku bisnis, akademisi, pemerintah itu dibutuhkan karena semua tanpa kontribusi dan kolaborasi antara stakeholders ini tidak akan bisa digunakan dengan maksimum,” ujar Setia Pramana.

Viryan Azis dalam paparannya menyatakan bahwa proses pemungutan suara di Indonesia semakin menjadi rujukan dari banyak pihak.

“Beberapa lembaga pegiat pemilu dan demokrasi internasional, bahkan ada salah satu NGO internasional, mengatakan, praktek pemungutan dan penghitungan suara di Indonesia itu salah satu yang terbaik di dunia” kata Viryan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Edu
10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

Edu
Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Edu
Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Edu
Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Beasiswa 'Fully Funded' LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Beasiswa "Fully Funded" LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Edu
Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Edu
Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau