Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru, Kemendikbud Jelaskan 7 Prinsip Utama Pengajaran di Masa Pandemi

Kompas.com - 20/07/2020, 18:14 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Setelah itu, Iwan menjelaskan guru perlu melakukan asesmen diagnostik, yakni asesmen awal untuk melihat bagaimana perkembangan murid.

“Ini bisa sesimpel kalau anak kelas 3 sekarang, kasih mungkin ujian yang berbasis materi kelas 2, sudah menguasai atau belum. Kalau belum berarti kita mulai dari situ. Jadi jangan mulai langsung dari kelas 3-nya,” tuturnya.

Lalu, lanjut dia, barulah guru menyusun pembelajaran berdasarkan asesmen itu.

"Jadi, enggak langsung kurikulumnya kelas 3, jadi dimulai dari hasil asesmen itu, mungkin juga berbeda-beda setiap anak, jadi dilakukan diferensiasi,” urai Iwan.

Iwan juga mengingatkan guru untuk perhatikan anak-anak yang paling tertinggal, yang paling rentan.

"Jangan diabaikan, jangan ditinggalkan mereka, itu yang paling penting. Mungkin perhatian lebih fokus kepada anak-anak yang tertinggal ini. Mungkin bisa remedial. Perhatikan aspek bukan hanya kognitif, tapi juga non-kognitif. Sosial emosional anak seperti apa itu penting dan guru-guru berkolaborasi,” sambungnya.

Baca juga: Kemendikbud Buka Pendaftaran Guru Penggerak, 2.800 Guru Akan Direkrut

Iwan mengungkap bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan konteks yang ada di masing-masing daerah, masing-masing sekolah, dan masing-masing murid.

“Jangan dipaksakan semuanya sama. Lalu dialog penting sekali antara kepala sekolah, orang tua, dan pemangku kepentingan,” terangnya.

Tak lupa, guru juga diimbau untuk melakukan refleksi, sebab parameter dapat berubah begitu cepat di masa pandemi.

“Setelah melakukan sebuah rencana, kemudian itu diimplementasikan, kita perlu melakukan refleksi secara berkala. Mungkin setiap minggu perlu evaluasi, setiap dua minggu dan lain sebagainya. Jangan kalau sudah selesai, ya sudah seperti ini,” ujar Iwan.

Baca juga: Perlukah Daftar PAUD saat Pandemi? Cari Tahu di Kelas Orangtua Berbagi

Tak hanya murid yang belajar, Iwan mengungkap prinsip perlunya guru dan tenaga kependidikan mengalokasikan waktu untuk belajar.

"Jam kerja dalam satu minggu itu dihitung 40 jam. Jangan hanya digunakan untuk mengajar saja. Strukturkan juga waktu untuk belajar. Saya akan tambahkan juga strukturkan waktu untuk berkomunikasi dengan orang tua. Karena orang tua adalah mitra semua guru, kepala sekolah dalam belajarnya anak pada saat pandemi ini," imbaunya.

Terakhir, Iwan menyarankan guru untuk mencari dukungan psikososial.

"Karena kita pun para pendidik perlu kesehatan mental yang baik, bukan saja dalam bentuk kognitif, tapi juga kesehatan mental atau dukungan psikososial sangat penting," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau