KOMPAS.com - Kemendikbud menargetkan tahun 2024, "Jalur Rempah" menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud menegaskan Jalur Rempah merupakan sejarah yang tidak boleh ditelan perkembangan zaman.
"Kebijakan dari Kemendikbud terkait dengan Jalur Rempah, dalam dua tahun terakhir ini telah melakukan pendataan, riset mengumpulkan hasil-hasil dan temuan-temuan dilapangan mengenai sejarah dan mengumpulkan data," jelas Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid (21/7/2020).
Hilmar menyampaikan pihaknya akan terus menggaungkan keberadaan Jalur Rempah kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
”Harapan dalam program ini kedepannya adalah kita ingin sekali Jalur Rempah ini bukan hanya untuk kepentingan sejarah yang sifatnya masa lalu, tetapi juga untuk jaman sekarang,” ungkapnya.
Baca juga: Membangkitkan Kembali Kejayaan Jalur Rempah Nusantara
Hilmar menjelaskan, dalam kondisi seperti pandemi covid-19 saat ini, di mana daya tahan tubuh menjadi hal penting, rempah-rempah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Jadi, Hilmar mengatakan rempah-rempah ini punya peran sangat luar biasa dan saat ini mulai dieksplorasi baik oleh Kementerian Pertanian maupun Kementerian Kesehatan untuk kepentingan riset.
”Kita berharap potensi rempah yang kita miliki saat ini punya kontribusi terhadap kesehatan global dan itu sudah dilakukan selama ratusan tahun, dan rempah rempah ini punya khasnya bermacam macam digunakan baik didalam makanan, pengobatan herbal," ujar Hilmar.
Hilmar melanjutkan, "negeri dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, tidak seperti tambang, kalau semakin digali semakin habis kalau budaya semakin digali semakin banyak yang keluar, jadi ini saya kira untuk masa depan Indonesia.”
Sementara itu pelaksanaan Festival Kepulauan Rempah yang dibuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat (Halbar) tahun lalu, nampaknya mulai dilirik oleh Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Bupati Halmahera Barat, Danny Missy dalam acara yang digelar Kemendikbud menjelaskan Maluku Utara merupakan daerah yang memiliki kekayaan rempah seperti, cengkih, pala, lada dan zaman itu, diperebutkan Portugis, Belanda, Spanyol dan bangsa-bangsa lain.
Danny menyampaikan perlu dibangun kerja sama antar daerah untuk mengangkat kembali sejarah Kepulauan Rempah.
”Untuk Kabupaten Halbar sendiri dalam rangka meningkatkan kapasitas pemahaman terhadap Jalur Rempah ini, kami menggandeng berbagai pihak yang membutuhkan olahan makanan dari rempah," ujarnya.
Beragam bentuk makanan olahan rempah antara lain; teh rempah, kopi rempah, kue rempah yang berasal dari pala dan cengkih.
"Harapannya, makanan olahan rempah ini nantinya dapat dikemas dalam bentuk makanan atau minuman yang ditingkatkan hingga pada tahapan ekspor,”ungkap Danny.
Ia juga berharap apa yang telah dicanangkan terkait potensi rempah Maluku Utara, lebih khusus di Halbar, bisa diteruskan terkait budidaya pala, cengkih, kayu manis dan lain sebagainya.
Baca juga: Pulau Seram, Salah Satu Jalur Rempah di Indonesia