KOMPAS.com - Meski dalam masa pandemi Covid-19, tetapi orang tua yang memiliki anak usia PAUD tetap memasukkan anaknya ke lembaga PAUD.
Alasannya, tentu orang tua membutuhkan guru PAUD untuk merangsang tumbuh kembang anak dan mengkomunikasikannya pada mereka.
Alasan lain yang paling penting ialah dengan memasukkan anak ke lembaga PAUD, orang tua mendapatkan panduan pembelajaran, yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) untuk mengarahkan kegiatan anak selama di rumah.
Baca juga: 5 Cara Tumbuhkan Minat Baca Anak Usia Dini
Melansir laman Ruang Guru PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (17/7/2020), ada pengalaman menarik dari orang tua yang dibagikan pada Sesi Webinar Orang Tua berbagi "Rumahku Sekolahku" episode II.
Salah satu orang tua siswa PAUD Terpadu Anak Saleh, Malang, Jawa Timur, Wempi Maron menjelaskan beberapa masalah dalam melaksanakan RPPH tersebut.
Menurut dia, sejak adanya pandemi Covid-19, pola belajar siswa berubah, yakni dari belajar di kelas secara tatap muka dengan didampingi guru menjadi belajar di rumah dengan didampingi orang tua.
Sehingga kini tigas guru hanya memberikan panduan secara online, dan akan dilanjutkan oleh orang tua kepada anaknya.
Hanya saja, menurut Wempi, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh anak dan orang tua yaitu:
1. Ketidaksiapan menerima perubahan
Kini, orang tua menjadi guru. Atau selama anak belajar di rumah, orang tua harus mampu menjadi guru untuk anaknya.
Tentu hal ini butuh penyesuaian bagi orang tua karena di sisi lain juga harus menyelesaikan pekerjaannya sendiri, termasuk pekerjaan rumah yang lain.
2. Perilaku anak yang berbeda (moody)
Karena situasi pandemi ini orang tua harus banyak bersabar menghadapi karena mood anak mudah berubah. Oleh karena itu orang tua dituntut untuk bisa menjaga mood anak agar tetap baik.
3. Komunikasi dengan guru
Terkait dengan tugas dan arahan belajar, orang tua juga harus menjaga komunikasi dengan guru. Ini agar orang tua tetap mendapat panduan belajar dari rumah untuk anak.