Namun, ketika pengasuhan keluarga tidak berjalan ideal, di mana keluarga justru menjadi sumber masalah bagi psikologi anak-anak, ia menyebut perlu adanya wadah lain yang bisa membantu anak-anak secara psikologis.
Berikut sejumlah cara yang direkomendasikan oleh KPAI kepada guru, sekolah dan orangtua agar anak-anak bisa bahagia selama belajar di masa pandemi:
KPAI menyebut Guru BK perlu dibekali ilmu psikologi anak, sehingga guru BK bisa bisa menjalankan fungsinya sebagai konselor bagi para murid yang mengalami masalah psikologis.
Baca juga: HAN 2020, KPAI Usul Pemerintah Berikan Internet Gratis Selama PJJ
Guru BK setidaknya dapat menjadi tempat curhat bagi para siswanya selama pandemi. Sekolah juga memfasilitasi guru BK dengan handphone, kuota internet, pulsa dan nomor seluler.
Sebaiknya guru BK juga tidak menggunakan nomor pribadinya agar dapat maksimal melayani 150 anak sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Biasanya, anak-anak memiliki teman dekat atau sahabat. Terkadang anak-anak juga sangat dekat dengan wali kelasnya sebagai orangtua kedua selama anak berada di sekolah.
Ketika pandemi, maka teman dekat maupun wali kelas bisa menjadi alternatif bagi anak-anak menumpahkan masalahnya sehingga hatinya terasa lebih ringan setelah curhat, meski mungkin belum mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapinya.
Baca juga: Orangtua, Ketahui Lamanya Konsentrasi Belajar Anak Sesuai Usia
Konseling gratis di internet juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sarana atau wadah bagi anak-anak maupun orangtua melepaskan tekanan psikologis.
Anak-anak juga perlu diingatkan untuk tidak mengungkapkan masalah pribadinya melalui media sosial agar tidak mengalami cyber bully atau bisa saja berpotensi menjadi korban kejahatan melalui dunia maya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan