KOMPAS.com - Saat ini, banyak persoalan yang dihadapi anak-anak remaja. Biasanya, permasalahan itu terjadi atas dasar ego. Tentu karena kondisi kejiwaan emosi anak remaja masih labil.
Mereka masih belum siap dengan situasi yang terjadi pada dirinya. Bisa karena yang dialami di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya.
Tak hanya itu saja, masalah yang dihadapi juga bisa dimulai dari hal-hal sepele hingga besar. Mereka akan terombang-ambing emosinya tak menentu.
Baca juga: Penting Dipahami! Ternyata Begini 3 Gaya Belajar Anak
Jika anak remaja sedang labil dan dibiarkan terus maka bisa merugikan dirinya sendiri. Lebih parahnya lagi bisa merusak masa depannya.
Apalagi dengan hadirnya teknologi dan media sosial yang makin marak bisa merugikan diri sendiri, jika tidak dibentengi dengan hal-hal yang baik.
Merangkum laman Sahabat Keluarga Kemendikbud RI, berikut ini 8 cara atasi emosi labil pada anak remaja:
Sebagai pondasi utama ialah pendidikan agama. Dengan agama mereka mempunyai arah dan tujuan untuk melangkah. Sehingga remaja tidak salah jalan dalam hidupnya.
Ketika berada di luar rumah, maka anak remaja akan bergaul dengan teman-temannya. Karena itu teman adalah cerminan diri.
Untuk melihat siapa diri kita lihatlah dari temannya. Begitupun remaja jika bergaul dengan orang baik, maka dia akan ikut menjadi baik. Begitupun sebaliknya, jika salah memilih teman, maka bisa ikut terbawa arus.
Ketika masih remaja, maka anak akan haus segala hal, segala informasi dan segala sesuatu yang baru. Karena masih bersemangat, maka remaja perlu diperluas wawasannya.
Tetapi, wawasan itu harus sesuatu yang cerdas. Termasuk dengan ilmu pengetahuan sebagai bekal dia menjalani kehidupannya.
Tidak semua masalah di pandang dari sudut yang sama. Akan tetapi pandanglah masalah dari sudut pandang yang berbeda, dari berbagai perspektif.
Dengan demikian, anak remaja akan mampu menemukan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi. Juga bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk.
Emosi remaja mudah bergejolak dan mengedepankan emosi ketimbang nalar. Untuk itu harus membiasakan mereka untuk berpikir sebelum bertindak.
Ini akan menjadikan remaja yang cerdas dan berpikir jernih dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Bisa bertutur kata yang baik pula.
Ketika menghadapi masalah, baik atau buruk, semua itu pasti terkandung hikmah. Sebagai remaja yang mulai menapak masa depan, apapun yang terjadi harus tetap berprasangka baik pada Yang Maha Kuasa.
Jika mendapat masalah, maka coba utarakan permasalahan di sekolah melalui BK (Bimbingan Konseling). Dengan demikian remaja mendapat arahan dan bimbingan serta menemukan solusi yang terbaik.
Baca juga: Orangtua, Berikut Manfaat Bermain bagi Anak
Cara yang lain ialah pendampingan orangtua melalui dukungan moril bagi remaja sangat dibutuhkan agar tidak terbawa arus pergaulan bebas.
Maka, coba luangkan waktu sejenak untuk anak-anak yang mulai beranjak remaja dengan segenap perhatian dan kasih sayang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.