Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UGM: Ini 9 Senyawa Meningkatkan Sistem Imun saat Pandemi

Kompas.com - 16/08/2020, 09:55 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di Indonesia, wabah corona virus disease 19 (Covid-19) mulai menyebar sejak Maret 2020. Sampai saat ini, setiap hari terus terjadi penambahan kasus terjangkit virus tersebut.

Segala upaya terus dilakukan pemerintah agar pandemi ini segera berakhir. Salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat ialah mencegahnya.

Selain memakai masker dan mematuhi potokol kesehatan, masyarakat juga harus menjaga kesehatan diri termasuk meningkatkan sistem imun tubuh.

Baca juga: Guru Besar UB: Jamu Optimalkan Sistem Imun untuk Cegah Corona

Melansir laman resmi Farmasi UGM, Minggu (16/8/2020), berikut ini ada penjelasan dari akademisi UGM termasuk Guru Besar Farmasi UGM Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.

Cara meningkatkan sistem imun

Sistem imun dapat ditingkatkan atau ditekan, salah satunya dengan pemberian imunomodulator. Imunomodulator adalah senyawa yang mampu berinteraksi dengan sistem imun sehingga dapat menaikkan (imunostimulator) atau menekan (imunosupresan) respon imun.

Contohnya penerima organ transplantasi dibutuhkan imunosupresan, misalnya steroid dan siklosporin, untuk menekan sistem imunnya agar tidak terjadi reaksi penolakan pada organ tersebut.

Namun sebaliknya, pada keadaan dengan risiko tinggi terjadinya infeksi seperti pandemic Covid-19 ini, diperlukan imunostimulan untuk meningkatkan kemampuan tubuh menangkal infeksi virus.

Saat ini banyak senyawa-senyawa baik vitamin maupun herbal dari alam yang tersedia secara komersial diklaim memiliki efek imunostimulan.

Berikut ini contoh-contoh bahan atau senyawa yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem imun:

1. Vitamin C

Studi pada pasien sehat, pemberian vitamin C memperbaiki beberapa komponen dari parameter imunitas manusia, seperti aktivitas antimikroba dan sel NK dan perbanyakan sel limfosit.

Jadi, vitamin C diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempertahankan respon yang memadai terhadap patogen serta menghindari kerusakan yang berlebihan pada inang.

2. Vitamin D

Vitamin D berperan dalam mengatur perbanyakan sel T, mengontrol proses dan fungsi sel limfosit. Singkatnya, vitamin D mendukung aktivasi imunitas antibakteri dan antivirus.

Pada kasus kekurangan vitamin D, kadar sitokin pro peradangan meningkat dan mengurangi efektivitas respon imun terhadap infeksi secara signifikan.

3. Vitamin E

Vitamin E bersifat sebagai antioksidan yang mampu menetralkan molekul yang tidak stabil yang dapat merusak sel. Vitamin E dapat melindungi vitamin A dan beberapa lipid dari kerusakan.

Vitamin E dapat meningkatkan pembentukan sel linfosit T naif dan mengawali sinyal aktivasi sel T, serta memodulasi keseimbangan Th1/Th2.

4. Zinc

Zinc membantu banyak enzim, protein, dan membentuk sel baru. Zinc juga melepaskan vitamin A dari penyimpanan di hati. Bila diminum dengan antioksidan, zinc dapat menghambat progresi degenerasi karena penuaan.

Zinc diperlukan sebagai ion katalitik, strukrural, dan pengatur untuk enzim, protein, dan faktor transkripsi. Oleh karena itu, zinc merupakan elemen yang utama dalam beberapa mekanisme homeostatis tubuh, termasuk respon imun.

5. Selenium

Selenium bersifat sebagai antioksidan yang mampu menteralkan molekul yang tidak stabil yang dapat merusak sel. Selenium juga dapat meregulasi aktivitas hormon tiroid.

Asupan selenium yang meningkat dapat dikaitkan dengan pengurangan risiko kanker dan dapat meringkankan kondisi patologis yang lain, termasuk stres oksidatif dan peradangan.

6. Herbal Echinacea

Tumbuhan ini secara tradisional digunakan untuk pengobatan dan pencegahan terhadap berbagai penyakit, termasuk infeksi saluran pernapasan, flu, bronchitis, sakit gigi, radang tenggorokan, infeksi virus herpes, dan beberapa gangguan kulit (kulit gatal-gatal, luka, digigit serangga, alergi dan infeksi lain).

Yang paling banyak digunakan adalah Echinacea purpurea. Bahan yang digunakan untuk pengobatan tradisional maupun studi ilmiah berupa "jus perasan" berair atau ekstrak etanol dari bagian diatas tanah tanaman kering atau akarnya.

7. Propolis

Propolis merupakan produk dari lebah madu yang sering disebut sebagai lem lebah karena digunakan oleh lebah dalam pembuatan sarang.

Propolis merupakan kombinasi lilin lebah dan air liur yang merupakan sistem pertahan yang dibangun oleh lebah. Hingga saat ini, propolis telah banyak diteliti manfaatnya untuk kesehatan, salah satunya untuk meningkatkan kekebalan tubuh (immunostimulan).

Baca juga: Guru Besar UGM: Ada 4 Tahap Uji Klinis Vaksin Covid-19

8. Empon-empon (Kurkumin)

Indonesia kaya akan tumbuhan obat, terutama empon-empon (tumbuhan keluarga Zingiberaceae) yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Beberapa empon-empon yang paling umum digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia dan mudah untuk diperoleh yaitu Kunyit, Temulawak, dan Jahe.

9. Meniran

Meniran (Phyllantus niruri) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan sudah lama dimanfaatkan dalam pongobatan tradisional di Indonesia (Jamu).

Secara empiris, meniran digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk membantu pengobatan penyakit hati (hepatoprotektor). Tanaman ini banyak tumbuh liar di kebun, pekarangan, ladang, dan hutan, umumnya ditempat yang relatif lembab.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com