Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Syarat Pendidikan Vokasi-Dunia Industri Harus "Link and Match"

Kompas.com - 20/09/2020, 05:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan vokasi dan dunia industri kini harus saling berhubungan. Harapannya, lulusan pendidikan vokasi nantinya bisa diserap oleh dunia industri.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, ada lima syarat minimal agar link and match antara pendidikan vokasi dan dunia industri dapat terjadi.

"Paket link and match itu setidaknya ada lima," ujar Wikan seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Jumat (18/9/2020).

Baca juga: Kemendikbud: Info Lowongan Lulusan SMK Minggu Ketiga September 2020

5 syarat link and match

Apa saja syarat itu? Berikut ini 5 syarat yang dijabarkan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi:

1. Terciptanya link and match antara vokasi dengan dunia industri adalah pembuatan kurikulum bersama. Di mana kurikulum tersebut harus disinkronisasi setiap tahun dengan industri.

2. Pihak industri wajib memberikan guru atau dosen tamu. Minimal pengajaran dari dosen dan guru tamu ini dilakukan minimal 50 jam per semester.

3. Pemberian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi dari industri yang dirancang bersama. Menurut Wikan, pihaknya mewajibkan magang minimal satu semester.

"Jangan sampai tiba-tiba industri cuma disodori magang suruh terima saja, tidak dari awal sudah dirancang bersama," ucap Wikan.

4. Sertifikasi kompetensi. Kompetensi merupakan hal yang sangat penting untuk lulusan vokasi. Sertifikat dibutuhkan untuk menunjukan level kompetensi lulusan vokasi.

5. Komitmen menyerap lulusan sekolah vokasi oleh industri. "Paket link and match hingga level menikah yang kami rancang yaitu mengembangkan teaching factory. Jadi teaching industry masuk ke dalam kurikulum," jelasnya.

Target 80 persen bisa terserap industri

Dijelaskan, link and match antara pendidikan vokasi dan industri tidak hanya sekadar tanda tangan MoU, foto-foto kemudian masuk koran.

Namun ia menganalogikan pada hubungan dua orang yang sedang berpacaran dan sampai pada jenjang menikah.

Dengan konsep lima syarat tersebut, Wikan menargetkan 80 persen lulusan pendidikan vokasi dapat terserap ke dunia industri.

Sedangkan 20 persen lainnya bisa berbisnis atau ke pekerjaan lain. "Sekarang 90 persen ada, 70 persen juga ada," tuturnya.

Dikatakan, saat ini terdapat stigma bahwa lulusan sekolah vokasi bakal menjadi pengangguran. Akan tetapi dirinya mengatakan bahwa anggapan ini dapat terbantahkan.

Tentu dengan peningkatan kompetensi siswa SMK melalui link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri.

"Kompeten artinya lulusan itu sudah berani bilang aku bisa apa, bukannya ini ijazahku. Kalau dia bilang ini ijazahku, itu artinya dia (hanya) bilang aku sudah belajar apa," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Gedung Sekolah Vokasi Undip, Ini Pesannya...

Untuk itulah melalui link and match ini, Wikan berharap lulusan SMK akan memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau