Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Unair: Ini Dampak Stunting bagi Perkembangan Anak

Kompas.com - 26/09/2020, 20:18 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Anak usia dini harus mendapatkan nutrisi yang baik dan berimbang. Hingga nantinya bisa tumbuh dan berkembang dengan sehat dan proporsional.

Namun jika tak tumbuh dengan baik, maka anak itu masuk dalam kegagalan pertumbuhan. Ini merupakan bentuk manifestasi kekurangan nutrisi.

Menurut Dr. Roedi Irawan, dr.,M.Kes.,Sp.A (K), dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) kekurangan nutrisi kronis atau terus menerus dalam jangka lama disebut stunting.

Stunting menandakan proses kekurangan nutrisi kumulatif dan kronis yang dimulai dari masa kehamilan (konsepsi) hingga usia dua tahun, periode khusus ketika perkembangan otak anak berlangsung secara intensif dan cepat.

Baca juga: Webinar FKM Unair: Ini Alternatif Solusi Hadapi Pandemi Covid-19

"Stunting memiliki konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang terhadap perkembangan otak anak," ujar dr Roedi seperti dikutip dari laman Unair, Sabtu (26/9/2020).

Stunting didefinisikan sebagai panjang/tinggi badan yang rendah untuk anak sesuai usia rujukannya, menunjukkan pertumbuhan linier yang buruk.

WHO sendiri mendefinisikan stunting ketika Z-score tinggi/panjang badan anak < –2 standar tinggi badan normal pada usia tertentu.

Dijelaskan, orang tua sering abai dengan beranggapan bahwa pendek adalah hal yang biasa, selama anak sehat dan menjadikan faktor genetik sebagai penyebab pendek anak.

Dampak stunting

Dampak stunting tidak hanya pada manifestasi tinggi badan saja. Otak menjadi "korban pertama" kondisi malnutrisi yang terjadi secara kronis ini, sehingga sangat mempengaruhi kognitif anak.

Malnutrisi sendiri memiliki konsekuensi negatif dalam hal infeksi dan disabilitas, perkembangan otak, pencapaian pendidikan dan potensi pendapatan individu dan komunitas.

Nutrisi yang kuat merupakan faktor inklusif dalam pertumbuhan dan perkembangan normal. Defisiensi nutrisi merusak perkembangan neural anak dengan sangat serius, sehingga menurunkan IQ dan proses belajar.

Kualitas nutrisi yang rendah sangat merusak perkembangan kognitif seperti proses belajar, pemecahan masalah (problem solving) dan daya ingat.

"Malnutrisi di awal kehidupan mempengaruhi daya lihat, kemampuan motorik, kemampuan bahasa dan sosial serta sangat berpengaruh pada usia dewasa seseorang," terangnya.

Stunting berpengaruh banyak hal

Dalam segi akademik dan pendidikan, stunting mempengaruhi:

Keterlambatan dalam sekolah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau