Stunting yang terjadi selama masa kehamilan dan selama usia dua tahun berhubungan dengan keterlambatan anak dalam memasuki usia sekolah.
Anak stunting sangat sensitif terhadap penyakit dan infeksi, sehingga sering tidak masuk sekolah dan tertinggal pelajaran.
Rendahnya performa akademik
Stunting berhubungan dengan rendahnya perkembangan kognitif anak, sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam menerima pelajaran dari segi kemapuan literasi.
Anak stunting dengan kerusakan performa belajar mengalami kesulitan menyelesaikan pendidikannya. Hal ini menyebabkan penurunan pendapatan individu dan potensi produktivitas nasional.
Baca juga: Agar Anak Pakai Masker Saat Keluar Rumah, Ini Tipsnya
Masalah perilaku
Kekurangan nutrisi mempengaruhi perilaku anak-anak SD. Ketika anak tidak sarapan, maka mempengaruhi perilaku dan performa akademis. Anak-anak yang kelaparan memiliki kesulitan dalam hal belajar.
"Untuk itulah penting bagi semua pihak terkait baik dokter, perawat, ahli gizi dan orang tua mencegah kejadian stunting agar tercipta generasi muda yang brilian, cerdas dan semangat sehingga mampu memajukan bangsa dan negara," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.