Mahasiswa juga bisa mengatakan secara terus terang kepada dosen dengan meminta maaf terlebih dahulu bila lupa, kurang pasti, atau tidak mengetahui jawabannya.
Akan tetapi, tetaplah menunjukan usaha menjawab dengan pengetahuan yang kamu miliki meski hanya gambaran kasarnya.
Masalah keempat mahasiswa adalah ketika dosen mengajak diskusi atau adu agrumen atas jawaban.
Baca juga: Mahasiswa, Ini 5 Tips Mengatur Dompet Digital Agar Tidak Boros
Ketika dosen melakukan hal tersebut, mahasiswa bisa menganggap bahwa ia tertarik dengan jawabannya dan jangan panik.
Mahasiswa boleh mempertahankan agrumen dan memberikan alasan lain pemilihan jawaban, tetapi tetaplah menghargai pendapat dari dosen yang berupa tanggapan dan masukan.
“Jangan hanya fokus pada poin kamu saja. Siapa tahu kritik dan masukkan si dosen justru memperkaya jawabanmu,” tulis Rencanamu dalam situsnya.
Kalau ada jawaban yang salah, mahasiswa juga harus mengakui dan mengoreksinya.
Jika kurang percaya diri dengan jawaban saat ujian lisan, mahasiswa bisa melengkapi jawaban dengan contoh konkret atau aktual.
Meski ujian lisan membutuhkan kemampuan berpikir dan menjawab dengan tepat, tetapi mahasiswa serta dosen mendapatkan keuntungan dari segi efisiensi.
Dengan ujian lisan, mahasiswa hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk menyelesaikan ujian. Durasi ini lebih cepat dibanding ujian tugas rumah (take home) dan ujian kelas atau melalui situs (on site).
Sementara itu, dosen bisa memberikan penilaian dengan lebih cepat sehingga mahasiswa tidak perlu menunggu lama untuk memeroleh nilai ujian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.