KOMPAS.com - Sejak Maret 2020, sebagian besar siswa di Indonesia mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) atau belajar dari rumah (BDR) karena pandemi Covid-19.
Meski di rumah, bukan berarti siswa libur. Tetapi siswa tetap belajar dari rumah dengan berbagai metode sesuai kebijakan tiap sekolah.
Namun bagi peserta didik PAUD dan SD, siswa harus didampingi oleh orang tuanya. Tentu agar materi pelajaran dari guru bisa sampai pada siswanya.
Pada dasarnya, BDR ini sesuai dengan Trilogi pendidikan-nya Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan itu bersumber pada tempat yakni, rumah, sekolah, dan lingkungan.
Baca juga: Orangtua, Biasakan Anak Usia Dini Konsumsi Menu Ini
Mengacu pada hal tersebut berarti memang sudah seharusnya orang tua ikut andil dalam proses pendidikan anak. Namun, pada kenyataannya, orang tua lebih menyerahkan pendidikan ke sekolah.
Padahal, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan siswa di sekolah lebih dibutuhkan secara real dan aplikatif.
Tetapi, bagaimanakah peran orang tua di masa pandemi ini? Merangkum laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, Selasa (13/10/2020), berikut peran yang dapat dilakukan orang tua untuk mendukung pendidikan di masa pandemi, yaitu:
Orang tua diharapkan mampu menyiapkan fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran yang memadai. Fasilitas tersebut akan mendukung kegiatan BDR secara efektif, maka anak akan merasa percaya diri.
Orang tua harus bisa memastikan anak belajar daring dengan aman. Tentu karena kesehatan anak menjadi yang utama.
Orang tua menjadi pengontrol saat anak melakukan BDR, yakni membantu aktivitas anak untuk menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan BDR berlangsung. Hal ini diharapkan anak akan merasa nyaman dan aman.
Guru dan orang tua harus bekerja sama memfasilitasi pembelajaran yang dilakukan. Orang tua harus proaktif untuk mencari informasi atau mencari tambahan informasi terkait pembelajaran.
Orang tua harus sesering mungkin berbagi atau bertanya tentang perkembangan anak saat mengikuti BDR. Salah satunya, orang tua harus membagi waktu antara pekerjaan dan kegiatan belajar anak.
Tak hanya itu saja, pola komunikasi yang santun harus dijaga agar komunikasi dengan guru tetap terjalin dengan baik.
Pada kondisi seperti ini, orang tua tidak menambah beban dengan menuntut hasil yang maksimal pada anaknya.
Target kurikulum di masa pandemi bukan satu-satunya tujuan, melainkan anak diharapkan dapat melakukan pembelajaran yang bermakna berkaitan dengan kecakapan hidup.