Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkit dari Kekecewaan, Ini Kisah Stanve Raih Emas Dua Olimpiade Matematika

Kompas.com - 17/10/2020, 10:24 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tahun ini, Stanve Avrilium Widjaja asal Indonesia berhasil meraih medali emas pada dua olimpiade matematika internasional, yaitu International Mathematical Olympiad (IMO) dan Tuymaada International Olympiad (Tuymaada).

Sebelum berprestasi di ajang internasional, siswa 3 SMA yang bersekolah di Sekolah Kristen IPEKA BSD ini telah mengikuti lebih dari 200 lomba matematika sejak dirinya masih di sekolah dasar.

Sepanjang perjalanannya, ia juga pernah kalah saat mengikuti perlombaan yang diadakan di Indonesia.

Baca juga: Survei: Kualitas Guru Jadi Pendorong Terbesar Prestasi Siswa

Dihubungi Jumat (16/10/2020) lewat aplikasi Google Meet, Stanve mengaku, sama seperti kebanyakan siswa lain dirinya sempat mengalami kekecewaan karena tidak berhasil menjadi juara dalam suatu perlombaan.

Namun, Stanve pun menganggap kegagalan hanya sebagai suatu peristiwa dan menjadikannya sebagai pembelajaran untuk mengenali serta mengembangkan diri.

“Jadi success (sukses) atau failure (kegagalan) kasih tahu hal lebih banyak tentang diri kita bahwa kita salahnya di mana dan perlu perbaiki di mana gitu,” imbuh Stanve.

Dari empat bidang matematika yang ada, ia pun mengakui bahwa dirinya paling lemah dalam pengerjaan soal geometri.

“Walaupun udah latihan ‘mati-matian’, tapi tetap banyak yang ngalahin digeometri. Jadi kalau gitu ya, ya akhirnya kita enjoy (nikmati) aja geometri meskipun enggak bisa. Akan tetapi, kita juga punya bidang yang kita punya dan kita bisa gitu,” kata Stanve.

Dengan segala pengalamannya, ia pun tetap rutin untuk mengerjakan soal matematika ketika usai mengerjakan tugas sekolahnya.

Perjuangan raih medali emas

Sejak umur dua setengah tahun, Robert, ayah Stanve melihat puteranya memiliki ketertarikan dengan angka.

“Dia juga mengenali lagu bukan dari lagunya, tetapi dari menit dan detiknya. Jadi kalau kita beli CD (cakram padat) lagu, dia tidak terlalu tahu (lagu) ‘Lihat Kebunku’, dia tidak tahu (lagu) ‘Pada Hari Minggu’. Dia tahunya tolong putarkan dong lagu urutan ke-3 yang total menitnya 3 menit 27 detik. Jadi dia tahu semuanya dari angka,” cerita Robert.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau