Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Telma di Pedalaman Papua demi Tuntaskan Buta Aksara

Kompas.com - 20/10/2020, 12:48 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Wanita yang satu ini, Telma Margaretha Huka, patut diacungi jempol. Pasalnya, dirinya memperjuangkan pendidikan bagi warga yang ada di pedalaman Papua.

Ada cara atau konsep tersendiri yang dia lakukan bersama timnya, Yayasan Suluh Insan Lestari (SIL), yakni dengan penggunaan bahasa ibu di Papua.

Kenapa pakai bahasa ibu? Menurut Telma, penggunaan bahasa ibu akan sangat efektif diterapkan di pedalaman. Sebab, di daerah tersebut, bahasa ibu lebih dominan daripada bahasa Indonesia atau bahasa lainnya.

"Pembelajaran dengan bahasa ibu akan lebih efektif di Papua," ujar Telma, dikutip dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Disdik Jabar Ajak Siswa Tak Terbawa Arus Negatif

Tuntaskan buta aksara

Dijelaskan, sejak 2005, ia dan yayasannya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua. Kemudian, pengunaan bahasa ibu itu diterapkan di jenjang PAUD melalui bahan ajar berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH), buku-buku cerita lokal dan Alat Permainan Edukatif (APE).

Hal ini ia lakukan untuk mengatasi masalah tingginya angka buta aksara yang dialami warga di daerah-daerah pedalaman Papua. Hanya saja, di Papua tidak semua bahasa ibu bisa diberdayakan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan suku-suku di pedalaman Papua.

"Ada hampir 300 bahasa lokal di Papua, namun hanya sekitar 11 bahasa lokal Papua yang jumlah penuturnya masih banyak dan penggunaannya masih tersebar merata. Ada juga sekitar 20-an bahasa di Papua yang sudah bercampur dengan bahasa Indonesia," terangnya.

Agar mengurangi buta aksara di Papua, Telma dan Yayasan SIL tidak langsung terjun ke anak-anak didik PAUD, tetapi melalui para guru.

Karenanya, Telma dan SIL hanya sebatas mendesain bahan ajar, buku cerita lokal dan menciptakan APE dalam bahasa ibu. Ia juga tetap berpedoman pada desain Kurikulum 13.

Selanjutnya, ia melatih para guru tentang bagaimana menstimuli para anak usia dini itu dengan menggunakan bahasa ibu yang mengacu pada RKH, buku cerita dan APE.

"Karena itu, guru-guru yang kami latih harus sudah menguasai dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa ibu di mana ia mengajar," terang Telma.

Namun tak hanya memakai buku cerita dan APE, ia juga memanfaatkan teknologi informasi yakni tablet. Alasan penggunaan tablet itu, bahwa tidak semua guru senang membaca.

Jadi anak-anak cukup membuka tablet itu yang di dalamnya ada video, ada suara, dan gambar-gambar untuk menstimuli kemampuan kognitif anak.

Sedangkan informasi yang penggunaan tablet. Alasan, penggunaan tablet itu, bahwa tidak semua guru senang membaca.

Maka, anak-anak cukup membuka tablet itu yang di dalamnya ada video, ada suara, dan gambar-gambar untuk menstimuli kemampuan kognitif anak.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau