Berikut ini adalah kiat-kiat dari Santi untuk orangtua agar anak mau menggunakan masker.
1. Membiasakan dan memberi contoh.
Maksud Santi dari membiasakan adalah walaupun di dalam rumah tidak ada kewajiban untuk memakai masker, orangtua bisa mengajak anak untuk mencoba menggunakannya.
“Supaya dia mau, misalnya dia sukanya apa, superhero yang dia suka, katakan misalnya Spiderman. Wah Spiderman kan pakai penutup wajah. Yuk kita jadi Spiderman pura-puranya supaya kamu hebat, kuat kayak Spiderman,” tutur Santi.
Baca juga: UGM: 3 Persoalan Besar Kesehatan Mental di Pandemi Covid-19
Pasalnya, anak-anak senang bila diajak untuk berkhayal atau berfantasi.
Pilihlah waktu saat anak-anak sedang melakukan aktivitas tenang di rumah, misalnya membaca atau membuat kerajinan tangan yang tidak membutuhkan banyak oksigen.
“Pakaikan aja (masker), enggak usah lama-lama, 5 menit, 10 menit. Nah pas si anak pakai, orangtuanya juga pakai, memberi contoh karena anak itu peniru ulung. Dia lihat contoh, Mama pakai, Papa pakai, pake ah. Jadi beri contoh,” jelas Santi.
Jika dalam satu minggu anak sudah terlatih menggunakan masker selama 5 menit, orangtua bisa menaikan durasinya menjadi 10 menit pada pekan sleanjutnya.
“Jadi secara bertahap anak-anak menyesuaikan penggunaan maskernya,” kata Santi.
2. Beri masker yang nyaman.
Jangan lupa untuk memilih bahan masker yang enak untuk dipakai, di mana bagian dalam masker menyerap keringat, berukuran pas, dan talinya pas saat dipakai.
Hindari penggunaan masker yang hanya memiliki satu lapisan.
Setelah itu, biarkan anak untuk memilih motif masker yang ia sukai.
“Kalau perlu kita beli yang polos atau jahit yang polos, anak biar mewarnai. Kan sekarang banyak pewarna-pewarna kain gitu kan. Biar anak gambar sendiri atau anak milih sendiri motifnya yang mana,” ujar Santi.
Santi menganjurkan untuk memilih bahan masker yang tidak elastis.
Pasalnya, bahan masker yang elastis menciptakan rongga pada kain sehingga penularan melalui droplet atau cairan kecil mudah masuk ke dalam hidung maupun mulut.
Selain itu, ia tidak memperbolehkan anak menggunakan masker orang dewasa yang dimodifikasi dengan melipat bagian atas, kiri, dan kanan masker.
Jika dilipat seperti itu, maka aka nada rongga di bagian pinggir dan atas sehingga memudahkan droplet atau cairan masuk ke dalam hidung dan mulut anak.
“Diajarkan juga bahwa masker itu tidak boleh bertukar walaupun dengan kakak atau dengan adik yang tinggal serumah. Karena virus ini tidak mengenal persaudaraan, tidak mengenal pertemanan. Jadi bisa saudara, bisa teman, bisa terkena,” tutur Santi.
Untuk durasi penggunaan masker pada anak sama seperti orang dewasa, yaitu sekitar 4 jam.
Akan tetapi, bila masker sudah dalam keadaan basah atau kotor sebelum 4 jam, gantilah dengan yang baru.