Ekosistem persekolahan 3D, harap Rizal, akan memberikan iklim baru bagi anak untuk melakukan upskilling atau reskilling sesuai tuntutan industri masa depan, di mana porsi penguasaan konten pengetahuan hanya diperlukan 10 persan saja.
"Sebaliknya, 90 persen penguasaan pada ketrampilan pengelolaan diri, emosi dan empati sosial serta berpikir kritis-analitis dan kreatif dalam memecahkan persoalan kompleks," ujar Rizal.
Selain menyangkut aspek ekonomi, ekosistem 3D dapat memjawab tantangan pembelajaran yang mengedepankan kodrat individu atau personalised learning.
"Ada 3 kodrat manusia yang termatikan oleh budaya pendidikan saat ini yang terlalu didominasi oleh standarisasi, konformitas dan linearitas akibat tuntutan revolusi industri 2.0. Tiga kodrat itu adalah curiosity (rasa ingin tahu), creativity (kreatifitas) dan diversity (keragaman)," papar Rizal.
Ia menyampaikan, budaya sekolah di SMK punya peluang lebih besar dibandingkan SMA dalam menerapkan ekosistem 3D karena sifatnya lebih kejuruan yang semestinya lebih "hands on" dalam proses belajarnya.
"Sayangnya, program kejuruan saat ini lebih ditujukan pada penyiapan tenaga kerja untuk kebutuhan dunia industri yang didominasi low level skills," ujarnya.
Baca juga: Cara Honda Asah Pendidikan Jarak Jauh Siswa SMK Binaan
Ia melanjutkan, "padahal pekerjaan dengan low level tersebut yang paling cepat tergantikan oleh percepatan otomatisasi akibat resesi ekonomi oleh kasus pandemi Covid-19."
Maka, mau tidak mau perlu dibutuhkan desain pemikiran ulang terhadap program agar SMK lebih menciptakan budaya enterpreneurial bagi siswanya dan dapat mengukur kekuatan yang dimilikinya.
"Sekaligus bisa memberikan dampak di sosial yang berkontribusi pada perkembangan personal dan ekonomi secara keseluruhan," tambahnya.
Hal ini sejalan dengan survei "The Future Jobs 2020" di mana sekitar 88 persen pengusaha memandang persoalan personal development harus mendapat perhatian serius di dunia pendidikan.
"Semoga ekosistem 3D (dream, design and deliver) yang ditawarkan Gerakan Sekolah Menyenangkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui perubahan pendidikan di akar rumput," harap Rizal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.