Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Tinggal di Lereng Gunung Merapi, Status Siaga Pahami Info Ini

Kompas.com - 13/11/2020, 17:52 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bagi masyarakat yang tinggal di daerah Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman tentu akhir-akhir ini merasakan gerah atau panas.

Namun hal ini terjadi sejak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) pada Kamis (5/11/2020).

Namun, sebelum mengambil tindakan untuk menyebarluaskan informasi tentang cuaca Jogja yang panas dan status Merapi meningkat itu, sebaiknya pahami dulu informasinya dengan baik.

Terlebih bagi mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII), kampus terpadu UII berada di lereng Gunung Merapi tepatnya di Jalan Kaliurang Km 14,5 Sleman.

Baca juga: Alumni UII: Fresh Graduate Ingin Cari Kerja, Lakukan Hal Ini

Maka harus paham mengenai status Gunung Merapi. Yakni tingkatan dari level I hingga level IV. Melansir akun Instagram UII, Selasa (10/11/2020), berikut empat tingkat status Gunung Merapi. Informasi ini juga bersumber dari https://merapi.bgl.esdm.go.id/

Normal

Pada kondisi normal, aktivitas gunung Merapi berdasarkan data pengamatan instrumental dan visual tidak menunjukkan adanya gejala yang menuju pada kejadian letusan.

Untuk kondisi ini, Gunung Merapi berada di level I (Normal) dan semua aktivitas yang berada di lereng Merapi diperbolehkan.

Waspada

Aktivitas Merapi berdasarkan data pengamatan instrumental dan visual menunjukkan peningkatan kegiatan di atas aktif normal.

Peningkatan aktivitas tidak selalu diikuti aktivitas lanjut yang mengarah pada letusan (erupsi), tetapi bisa kembali ke normal.

Penyuluhan ke desa-desa yang rawan terhadap bencana Merapi mulai dilakukan. Termasuk untuk aktivitas 5 km dari puncak Merapi ditiadakan. Status ini masuk level II.

Siaga

Pada status ini, seperti yang dilakukan (BPPTKG) Yogyakarta pada Kamis (5/11/2020) status Gunung Merapi naik dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III).

Peningkatan aktivitas Merapi terlihat semakin jelas, baik secara instrumental maupun visual. Aktivitas Merapi pada tingkat ini dapat diikuti letusan.

Penyuluhan terhadap masyarakat dilakukan dengan lebih intensif, dengan tujuan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana sudah siap jika diungsikan sewaktu-waktu.

Awas

Pada kondisi ini ialah naik level IV, analisis dan evaluasi data instrumental dan atau visual cenderung menunjukkan kegiatan Merapi menuju atau sedang memasuki fase letusan utama.

Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana atau diperkirakan akan terlanda awan panas sudah diungsikan menjauh dari daerah ancaman bahaya primer.

Info dari BPPTKG, di status Siaga ini, masyarakat dan juga mahasiswa yang berada di lereng Gunung Merapi harus segera melakukan hal-hal ini, yakni:

  1. Jangan lakukan kegiatan di tempat berbahaya.
  2. Dahulukan evekuasi di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
  3. Amankan surat-surat penting atau berharga.
  4. Amankan harta bergerak (raja kaya dan raja brana).
  5. Ikuti informasi resmi terkini, perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
  6. Siapkan tas siaga (pakaian, senter, obat-obatan sederhana, radio, handphone/HT, makanan ringan, minuman) di tempat yang mudah dijangkau.
  7. Segera mengungsi bila mulai terlihat guguran lava pijar/awan panas kecil/suara gemuruh yang menerus.

Jadi, mahasiswa dan masyarakat agar memahami status Gunung Merapi. Karena sudah naik status Siaga, maka mahasiswa tidak diperbolehkan melakukan aktivitas di KRB III Merapi.

Baca juga: Alumni UII: Mahasiswa, Lakukan Langkah Ini Saat Kamu Usia 20 Tahun

Untuk potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com