Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unpad: Saatnya Angkat Karya Sastra Perempuan

Kompas.com - 15/11/2020, 16:45 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sebenarnya, karya sastra yang ditulis perempuan tidak kalah hebat dengan tulisan laki-laki. Hanya saja, karya perempuan masih sering dianggap tidak serius.

Padahal untuk tahun ini, penganugerahan Nobel Sastra diberikan kepada sastrawan perempuan asal Amerika Serikat, Louise Gluck.

Dengan penganugerahan itu, maka menambah daftar penerima Nobel Sastra dari kalangan perempuan, yaitu menjadi 16 orang dari total 117 pemenang Nobel Sastra sejak 1901 – 2020.

Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Aquarini Priyatna, Ph.D., jumlah penerima Nobel Sastra dari kalangan perempuan relatif masih sedikit.

Baca juga: Guru Besar Unpad: Joe Biden Menang, Bawa Peluang bagi Indonesia

Sering dihadapkan bias gender

Sebab, kenyataannya, karya sastra yang ditulis oleh perempuan kerap dihadapkan pada dilema bias gender, isu genre, dan kanonisasi.

"Tulisan perempuan seringkali dianggap 'tidak serius'," ujar Prof. Aquarini dikutip dari laman Unpad dalam diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) Dewan Profesor Unpad episode 5 secara virtual, Sabtu (14/11/2020).

Menurutnya, tulisan perempuan dipandang tidak masuk pada kanonisasi sastra atau dominasi genre/topik/isu yang banyak ditulis penulis laki-laki.

Hal ini yang melahirkan anggapan bahwa tulisan perempuan dianggap tidak serius.

Padahal, isu yang digali penulis perempuan merupakan isu yang menjadi bagian dari kehidupan perempuan.

"Masalahnya, apa yang penting buat perempuan seringkali dianggap tidak penting," tambah Prof. Aquarini.

Di Indonesia masih sedikit

Di Indonesia sendiri, diskriminasi terhadap perempuan dan karyanya juga terjadi.

Jika melihat data ensiklopedia sastra Indonesia Kemendikbud RI, dari total 246 penulis yang terdaftar, hanya 40 penulis perempuan. Beberapa nama penulis perempuan bahkan tidak terdokumentasikan.

Guru Besar bidang ilmu sastra dan gender ini menambahkan, akademisi sastra sebaiknya lebih banyak menggali karya-karya sastrawan perempuan.

Tentu ini untuk membuktikan bahwa karya perempuan layak dipertimbangkan untuk disuarakan, atau menjadi bahan diskusi dan kajian ilmiah.

Baca juga: Guru Besar Unpad: Prevalensi Hepatitis B di Indonesia Masih Tinggi

"Kita sangat asyik membahas karya laki-laki, sehingga isu mengenai perempuan seringkali kurang muncul," tandas Prof. Aquarini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

Edu
Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Edu
3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

Edu
Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Edu
IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

Edu
Tak Bisa 'Download' Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Tak Bisa "Download" Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Edu
Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Edu
Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Edu
Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Edu
Apa Itu PKWT dan PKWTT? 'Fresh Graduate' Cek Penjelasannya

Apa Itu PKWT dan PKWTT? "Fresh Graduate" Cek Penjelasannya

Edu
HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

Edu
Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Edu
Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Edu
Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Edu
Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau