Oleh: Ratih D. Adiputri | Penulis buku Sistem Pendidikan Finlandia (KPG, 2019) dan peneliti/pengajar Universitas Jyväskylä, Finlandia
KOMPAS.com - Wacana membuka kembali sekolah di Indonesia atau pembelajaran tatap muka (PTM) mulai digulirkan. Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri, sekolah mulai dapat dibuka pada awal 2021 dengan memperhatikan banyak hal.
Banyak pihak mengungkapkan belajar dari rumah memang sulit bagi banyak siswa. Ada sekitar 68 juta siswa sekolah dari sekitar 646.000 institusi pendidikan di Indonesia yang terkena dampak Covid-19.
Dampak dialami berbeda-beda, bahkan termasuk kekerasan di dalam rumah. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai hanya unsur ilmu pengetahuan (knowledge) yang didapat oleh siswa.
Namun, keterampilan (skills), sikap atau perilaku (attitude), dan nilai-nilai sosial (social values) menghilang dalam proses pembelajaran. Padahal ini amat penting bagi siswa.
Mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 (menjaga jarak, rajin mencuci tangan, memakai masker, dan lainnya) tentu tidak boleh ditawar.
Perlu diingat juga, risiko infeksi korona meningkat juga tidak kecil. Maka, jajaran kesehatan haruslah siap. Pihak kesehatan harus siaga.
Kembali ke sekolah dengan kebiasaan baru saja tidak cukup, harus ada mekanisme tanggap darurat apabila terdeteksi kasus korona. Contoh-contoh berikut dapat dijadikan acuan;
Baca juga: Pemda Diminta Pikirkan Matang Pembukaan Belajar Tatap Muka
Di Finlandia, siswa sekolah dasar hanya mengalami pembelajaran dari rumah selama dua bulan. Sejak pertengahan Mei, anak-anak sekolah dasar kembali ke sekolah dengan protokol kesehatan yang ketat.
Pemerintah mengambil keputusan berdasarkan data riset atau penelitian bahwa Covid-19 banyak menimpa orang dewasa di atas usia 25 tahun, dinilai bahwa dampak untuk anak-anak sekolah dasar lebih kecil dan angka kesembuhannya lebih cepat.
Pemerintah memberikan amanat kembali membuka sekolah untuk sekolah dasar, siswa di bawah usia 15 tahun diperbolehkan untuk tidak memakai masker.
Namun mohon diingat kepadatan penduduk Finlandia sangat berbeda dengan Indonesia, 18 orang per kilometer persegi berbanding 151 orang per kilometer persegi (berdasar data Worldometer).
Perencanaan secara mendetail tentu dilakukan pihak sekolah sendiri, dengan memperhatikan data dan arahan dari pemerintah daerah.
Secara umum, masyarakat di negara kecil Finlandia, yang memiliki populasi sekitar 5,5 juta ini, taat terhadap arahan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Sejak awal pemerintah mendelegasikan wewenang kebijakan mitigasi pandemi ini ke Lembaga Kesehatan dan Kesejahteraan Finlandia (THL), yang kemudian terus memberikan data terbaru mengenai perkembangan situasi secara nasional dan tiap daerah.