KOMPAS.com - Dosen dan mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) melakukan pengabdian masyarakat sesuai dengan bidang keahlian seni mereka lewat program "Mural Jembatan Pegangsaan".
Kolong Jembatan Pegangsaan merupakan tempat yang sedang dalam masa proses penataan oleh Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi setelah sempat ditinjau Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
"Sebelumnya ini (kolong Jembatan Pengangsaan) bedeng-bedeng yang disewakan untuk pemulung. Jadi kumuh. Kami merespon ajakan walikota Jakarta Pusat untuk mengubah lingkungan yang tadinya kumuh menjadi estetik dan fungsional," ungkap Dekan Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ, Anindyo Widito (24/1/2021).
Mulainya program yang menjadi bagian pengabdian masyarat IKJ ditandai dengan penorehan sketsa perdana di kolong Jembatan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu secara simbolis oleh (Plh) Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi dan Dekan FSR IKJ, Anindyo.
Baca juga: Kiprah 70 Tahun UGM, dari Kampus Inklusif hingga Pengabdian Masyarakat Jadi Inovasinya
Pengerjaan Mural Pegangsaan ini nantinya, tambah Anindyo, tidak saja melibatkan dosen dan mahasiswa IKJ namun juga akan melibatkan Karang Taruna setempat.
"Ini wilayah mereka dan kita mengajak mereka untuk bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Ternyata mereka merespon sangat baik. Kita akan bersama-sama membenahi kolong jembatan ini," ujar Dekan FSR IKJ.
Secara khusus Anindyo memberikan apresiasi kepada orang muda yang masih memiliki kepedulian terhadap lingkungannya.
"Selama ini orang muda dicap negatif tidak peduli lingkungan dan suka merusak seperti kegiatan vandalisme. Namun, kali ini kami menggandeng mereka untuk melakukan kegiatan yang positif," katanya lagi.
Meski dilaksanakan di tengah pandemi, Anindyo menegaskan proses pengerjaan Mural Pegangsaan ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.
Anindyo menjelaskan dalam pengerjaan nantinya akan diawali oleh tim dosen dan mahasiswa IKJ dalam kelompok-kelompok kecil untuk membuat sketsa sebagai tahap awal.
"Selanjutnya nanti dilanjutkan oleh Karang Taruna untuk 'mengisi' atau mewarnai. Semua dalam kelompok kecil maksimal 5 orang dan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak," tegasnya.
Ia melanjutkan, "baru kemudian ditahap akhir atau finishing akan dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa IKJ kembali.
Selain melibatkan Pemda dan Karang Taruna, program Mural Jembatan Pengangsaan juga melibatkan PT Taspen sebagai bagian dari CSR BUMN.
"Kami dari BUMN ada unit CSR, tanggung jawab sosial lingkungan untuk memberdayakan lingkungan. Dalam program ini kami membantu dalam mendukung untuk penyediaan mural dan pompa air," ujar Kuspriyani perwakilan dar PT Taspen.
Baca juga: 15 Universitas Penerima Dana Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2020