KOMPAS.com - Munculnya virus baru Covid-19 memaksa manusia lebih peka terhadap tubuh.
Sehingga banyak orang lebih rajin mencuci tangan, berjemur, olahraga, memakai masker, dan menjaga jarak dari orang lain dalam rangka antisipasi penularan virus.
Baca juga: Bidik 1 Juta Mahasiswa, Ini Syarat dan Cara Daftar KIP Kuliah 2021
Tapi, apakah kepekaan terhadap tubuh hanya berkaitan soal kesehatan? Jawabannya belum tentu.
Menurut Sutradara Garin Nugroho tubuh manusia adalah perpustakaan.
Bagi dirinya, tubuh juga adalah pengetahuan yang kerap diterjemahkannya lewat berbagai film hingga seni pertunjukan.
"Sambil kerjakan karya seni selama ini, banyak yang tidak tahu saya juga menulis banyak puisi," ucap Garin dalam keterangan resminya, Selasa (9/2/2021).
Kumpulan puisi dari Garin Nugroho adalah Adam, Hawa, dan Durian.
Puisi-puisi dalam buku ini adalah penanda perjalanan seni Garin sejak 1990-an hingga sekarang.
Garin menaruh perhatian pada banyak hal, seperti tubuh, diri, dan spiritualitas, yang dikemas dalam puisi-puisi cinta.
"Beberapa puisinya terasa sangat etnografis dan beberapa yang lain bertautan erat dengan karya sinematiknya," ungkap Garin yang juga merupakan seorang penulis skenario dan produser film.
Baca juga: IPB Tetapkan Seleksi Mahasiswa Baru Secara Online
Menjadi sutradara film, Garin telah banyak meraih penghargaan, seperti Bulan Tertusuk Ilalang, Daun di Atas Bantal, Puisi Tak Terkuburkan, dan Kucumbu Tubuh Indahku.
Garin juga menulis beberapa buku seputar film, kebudayaan, dan politik.
"Adam, Hawa, dan Durian adalah buku kumpulan puisi pertamanya," tutur dia.
Bagi yang penasaran dengan kumpulan puisi Garin Nugroho, mari hadiri peluncuran bukunya secara virtual pada 14 Februari 2021, pukul 15.00-16.00 WIB.
Pendaftaran bisa di link ini https://penerbitkpg.qrd.by/acaraadamhawadurian.