Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 12/02/2021, 15:54 WIB
|

KOMPAS.com - Anak-anak merupakan peniru ulung. Bisa saja apa yang biasa dilakukan orangtua, akan ditiru atau bahkan memengaruhi tumbuh kembangnya.

Selain hal positif yang bisa ditiru, hal negatif yang dilakukan orangtua tentunya juga membawa dampak tidak baik bagi anak.

Salah satunya jika anak biasa mendengar atau melihat kedua orangtuanya bertengkar. Meski masih kecil, anak memiliki daya rekam yang memengaruhi perkembangannya di masa remaja dan dewasa nanti. Bahkan anak sudah memiliki daya rekam terkait peristiwa yang terjadi mulai dari usia 3 tahun.

Menurut Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto, ada 4 kemungkinan atau kecenderungan bagi anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar atau adanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

Dampak negatif terhadap anak

Jika pelaku kekerasannya adalah ayah, maka anak laki-laki bisa meniru atau akan sadar bahwa itu tidak baik.

Baca juga: Ragam Manfaat Anak Pelajari Bahasa Asing Menurut Psikolog

Bagi anak perempuan, dampak yang ditimbulkan juga akan berbeda. Anak perempuan akan memiliki persepsi negatif pada laki-laki, pacar atau suami. Selain itu, anak perempuan juga bisa mengalami trauma untuk pacaran dan menikah.

Kemungkinan lain bisa terjadi jika pelaku kekerasannya adalah sosok ibu. "Dampak negatif bagi anak laki-laki akan memiliki persepsi negatif terhadap perempuan atau istri. Atau dia akan trauma untuk pacaran atau menikah," kata Suprapto kepada Kompas.com, Jumat (12/2/2021).

Bagi anak perempuan, berpotensi meniru atau dia justru sadar bahwa kelak dia tidak boleh melakukannya.

Suprapto menerangkan, jika tindak kekerasan dilakukan baik oleh ayah maupun ibu juga akan memengaruhi tumbuh kembang si anak. Bagi anak lelaki, bisa saja ia tumbuh dengan persepsi pada perempuan akan cenderung negatif. Selain itu dia juga bisa saja meniru tindakan kekerasan yang biasa dilakukan kedua orangtuanya.

"Terlalu sering melihat kedua orangtua juga bisa menyebabkan anak menjadi trauma," imbuh Suprapto.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+