Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Perangi Hoaks, Edukasi Literasi Media Dibutuhkan untuk Tingkatkan Kemampuan Kritis Masyarakat

Kompas.com - 15/02/2021, 18:57 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Ia menceritakan, awal mula gerakan tersebut terjadi pada 1975. Saat itu, sekelompok guru sekolah dan dosen universitas yang bersemangat mengajarkan studi film membentuk asosiasi pendidik media. Mereka membentuk ini masif di berbagai daerah.

“Hingga akhirnya, pemerintah pun mendukung dengan mengesahkan kurikulum dan memberikan berbagai panduan serta sumber daya literatur,” jelas Lisa.

Edukasi literasi media di Asia

Sementara itu, Lisa mengatakan untuk pembentukan literasi media di beberapa negara Asia memiliki metodenya masing-masing.

“Seperti Taiwan memiliki tim buatan pemerintah yang bertugas mengintegrasikan media literasi ke dalam kurikulum sekolah,” kata Lisa.

Di Hongkong, lanjut dia, edukasi tentang media masuk sebagai proyek di dalam pembelajaran yang telah ada.

Adapun, di Jepang, pemerintah menyediakan fasilitas seperti komputer untuk mengembangkan pendidikan tentang media.

Begitu pula di Korea Selatan (Korsel), gerakan media literasi berasal dari kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan aktivis media dalam memberikan beberapa program.

Program Korsel tersebut seperti pelatihan tentang media bagi guru dan peserta didik di sekolah, juga kepada masyarakat umum.

“Posisi edukasi literasi media di tiap negara bervariasi. Mulai dari yang baru menerapkan pada taraf ekstrakurikuler, kurikulum extended, dan official,” ucap Lisa.

Bentuk ekstrakurikuler tersebut, lanjut dia, biasanya adalah pilihan, sedangkan extended yaitu penerapan pada pembelajaran yang telah ada.

Kemudian, program paling stabil adalah official, yaitu kurikulum yang masuk dalam aturan pemerintah, serta wajib diterapkan di sekolah.

“Namun, sebagian besar posisi edukasi media di Asia masih pada taraf gerakan yang diciptakan oleh kolaborasi pemerintah, masyarakat, komunitas, dan industri media,” imbuh Lisa.

Edukasi literasi media di Indonesia

Sama dengan beberapa negara di Asia, Lisa memaparkan, program edukasi media literasi di Indonesia berasal dari kolaborasi gerakan masyarakat, aktivis media, dan pemerintah.

“Contohnya, beberapa media membuat program cek fakta, dan komunitas masyarakat membuat program pelatihan,” ujarnya

Selain itu, lanjut Lisa, semua pihak berkolaborasi pula dalam menghasilkan karya buku tentang literasi media yang dapat diakses bebas dan gratis yaitu di literasidigital.id.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com