“Nah yang keempat inilah puncaknya yakni mampu menciptakan barang dan jasa yang bermutu yang bisa dipakai dalam kompetisi global. Jadi literasi tidak lagi sekedar bisa membaca namun memproduksi,” tegasnya.
Syarif memaparkan data saat ini literasi Tiongkok berada jauh diatas Indonesia, bahkan mereka memimpin dunia dalam percaturan kompetisi global. Sementara penduduk Indonesia banyak menjadi konsumen dan rendah memproduksi karena dampak dari rendahnya tingkat literasi.
Indonesia dengan 270 juta penduduk saat ini dan diprediksi 50 tahun kedepan penduduk Asia akan menjadi sebanyak 5 milyar, Eropa 800 juta, Amerika Utara 1-1,2 milyar.
"Ini artinya benua Asia akan menjadi pusat baru kehidupan manusia, dan jantungnya adalah Indonesia yang bakal menjadi tema sentral literasi dalam menciptakan barang dan jasa bermutu," jelasnya.
“Karena pada akhirnya persaingan global dalam tatatan ekonomi dunia adalah siapa yang bisa
ciptakan produksi untuk konsumsi massal. Saat ini kita dipaksa hidup dengan teknologi yang
bergerak sangat cepat,” tambah Bando.
Terkait hal itu, Perpusnas memberikan akses digital untuk semua mahasiswa di seluruh nusantara di era study from home (SFH) ini.
Bando mengungkapkan, Perpusnas Indonesia saat ini menjadi perpustakaan terbaik ketiga di dunia pada top open access jurnal ilmiah dengan kurang lebih 4 milyar artikel. Selain mahasiswa, layanan tersebut juga diberikan kepada tenaga pendidik dan semua sekolah.
Baca juga: Perangi Hoaks, Edukasi Literasi Media Dibutuhkan untuk Tingkatkan Kemampuan Kritis Masyarakat
"Di 2021 ini kami menjadikan Perpusnas ini sebagai universitas zoom dengan berpelanggan 10.000 kuota orang setiap membuat acara dengan mengundang berbagai rektor, menteri, dan nara sumber lainnya," jelasnya.
Di sisi lain, Syarif juga mengungkapkan, tantangan utama Perpusnas saat ini adalah menyakinkan generasi milenial membutuhkan ilmu pengetahuan agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang bermutu di masa mendatang.
"Generasi milenial tidak boleh menjadi generasi internetan yang hanya berselancar di gelombang, dengan penuh ketidakpastian dan pengetahuan yang sangat dangkal. Milenial harus banyak membaca," ajaknya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan