Oleh: Armiwati | Dosen FKIP Universitas Jambi
KOMPAS.com - Peran ganda sudah di depan mata untuk disandang para guru: pejuang pendidikan dan pejuang kesehatan. Setali tiga uang, peran guru sama penting untuk keduanya.
Guru menyandang tanggung jawab ganda yakni pelaksanaan pembelajaran di sekolah sekaligus secara kreatif menerapkan upaya perlindungan kesehatan terhadap seluruh komunitas sekolah.
Seperti akrab didengar pada petunjuk keselamatan penerbangan sipil: “Demi keselamatan, orangtua yang melakukan penerbangan bersama bayi atau balita harus terlebih dahulu memasang katup oksigen untuk dirinya, kemudian baru anaknya!”.
Guru terlebih dahulu divaksin kemudian berjuang mendidik dan mengupayakan perlindungan kesehatan murid-muridnya di sekolah.
Hal ini menjadi bukti nyata perlindungan pemerintah terhadap murid, guru dan tenaga didik. Vaksin untuk guru sebagai garda terdepan pelaksanaan pendididikan di atas kejenuhan pembelajaran daring.
Pelaksanaan vaksin untuk guru menjadi tumpuan harapan dan kerinduan siswa untuk kembali ke sekolah dan harapan orangtua agar anaknya kembali belalajar bersama guru di sekolah.
Baca juga: Presiden Jokowi: Jika Vaksin Guru Selesai, Juli Bisa Sekolah Tatap Muka
Namun, hal ini tetap menjadi dilema yang tidak terelakan.
Bayang bayang acaman virus corona terhadap komunitas sekolah masih menghantui guru dan orangtua.
Kealpaan sangat mungkin terjadi tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dibutuhkan ketelitian dan kepekaan guru terhadap prilaku dan dan kebiasan anak baik secara umum maupun personal sesuai usia dan tingkatanya.
Banyak hal baru yang mudah untuk dikatakan namun dibutuhkan kreatifitas untuk dilaksanakan.
Siswa kelas awal misalnya, masih membutuhkan banyak pemahaman terkait kondisi pandemi ini. Beberapa hal perlu ditanamkan kepada mereka;
1. Pemahaman dan penataan ulang implementasi collaborative learning;
2. Pemaknaan lebih arif sikap yang telah ditanamkan untuk berbagi sesama teman seperti makanan, saling tukar alat tulis, buku dan remeh temeh lainya;