Dilaksanakannya seminar ini oleh Pusat Riset Teknologi Hijau Sekolah Pascasarjana Undip, juga dilandasi niat untuk mencari solusi masalah sampah yang ada. Salah satunya dengan mulai mengolah ulang (recycling) secara maksimal.
"Sekarang saatnya melakukan aksi bersama-sama dengan mendasarkan aksi pada pemikiran bahwa sampah bukan lagi barang buangan tapi sebagai sumber daya," tegas Prof. Purwanto.
Dekan Pascasarjana Undip, Dr. RB Sularto menambahkan, persoalan sampah ini tidak hanya ada saat kondisi pandemi Covid-19 saja. Sebelum pandemi dan mungkin setelah pandemi berakhir, sampah masih jadi permasalahan bersama.
Sularto berharap, melalui webinar ini bisa dihasilkan pemikiran yang solutif dan berdaya guna untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.
"Terlebih lagi sampah anorganik yang membutuhkan penanganan sendiri. Seperti sampah plastik yang membutuhkan waktu cukup lama untuk hancur. Mari kita ubah agar menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat bagi kita semua," papar Sularto.
Pembicara lain dalam webinar ini, Senior Vice President (SVP) PT Pupuk Kaltim, Heri Subagyo menambahkan, Pupuk Kaltim telah menerapkan Kebijakan 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle) limbah padat di lingkungannya.
Kebijakan tersebut bahkan telah dilakukan secara teknis bersama masyarakat sekitar yang terhimpun dalam Koperasi Mekarsari untuk mengolah sampah.
Baca juga: Dosen UGM Kembangkan Spons Laut dan Minyak Atsiri sebagai Antiinfeksi
Program yang dimulai tahun 2014 ini, selama periode 2017–2020 telah berhasil mengolah sampah daun dan sampah rumah tangga sebanyak 101 ton.
Sampah produk pupuk sebanyak 65 ton. Dari pengolahan sampah tersebut dihasilkan 65 ton kompos dan 6.953 liter pupuk organik cair. "Penghasilan koperasi dari kegiatan ini mencapai Rp 64 juta lebih," beber Heri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.