Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SIS Group Integrasikan VR dalam Pembelajaran Berbasis Teknologi

Kompas.com - 18/03/2021, 16:53 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia telah mendorong pendidikan Indonesia mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran bagian kebijakan belajar dari rumah (BDR) guna mencegah penyebaran virus di kluster sekolah.

Salah satu teknologi terkini yang diintegrasikan adalah VR (virtual reality) atau realitas maya yang diaplikasikan Singapore Intercultural School (SIS) Group.

Inisiasi program VR ini sebenarnya sudah dimulai sejak Mei 2019 saat Jaspal Sidhu, Pendiri dan Ketua SIS Group bertemu Gill Wang, Head of XR Business Development for NVIDIA di Taiwan dalam forum “Technology In Tomorrow's Classroom”.

 

Program Percontohan VR di jaringan sekolah SIS dimulai pada Desember 2020.

"Kami telah melihat VR sejak lama dan selalu berusaha untuk menemukan program yang berkualitas, lebih dari sekedar pemikat, lebih dari sekedar iseng-iseng," ungkap Jaspal Sidhu.

Jaspal Sidhu menambahkan, "pengalaman dengan orangtua seputar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena pandemi Covid-19 telah mempercepat kami untuk menjalankan program VR dan sekarang adalah waktu yang tepat."

"VR merupakan salah satu teknologi yang harus Anda coba langsung untuk mengerti betul apa manfaatnya," ujarnya.

Baca juga: 185 Ide Aktivitas Seru Selama PJJ ala “Homeschooling”

Integrasi teknologi dalam pembelajaran

Sekolah SIS pada akhir tahun lalu telah sukses merancang sendiri program VR tentang "Pangkalan Bulan" atau "Moon Base" dengan simulasi angkasa dan kini akan membuka Klub VR bagi siswa untuk berkolaborasi dan melakukan berbagai macam pelajaran secara virtual.

Pembelajaran dengan realitas virtual ini dirasa lebih mendorong pembelajaran yang lebih interaktif di mana guru akan dapat memainkan peran sebagai pengarah saat para siswa mengeksplorasi pengalaman dan ekspedisi menarik yang mungkin tidak bisa dilakukan di masa pandemi.

Misalnya, siswa melalui VR dapat menjelajahi fasilitas nuklir tanpa khawatir terpapar bahaya nuklir karena siswa masuk ke dalam reaktor nuklir secara virtual dan dapat belajar memahami secara detail bagaimana tenaga nuklir itu dihasilkan.

"Program Percontohan VR memungkinkan para guru untuk mensosialisasikan teknologi terlebih dahulu sehingga kami semua dapat memahami potensi VR bagi seluruh siswa TK sampai SMA," ujar Alvin Hew, Dewan Direktur Akademik & Kurikulum SIS Group.

"Karena itu, kami sekarang memiliki beberapa program VR yang sangat bermanfaat dan sangat menarik yang memungkinkan pengajar kami untuk berinteraksi dengan siswanya dengan cara yang baru yakni virtual," tambahnya.

Tidak hanya dalam pembelajaran akademis, ke depan SIS berencana melakukan transformasi kegiatan rutin tahunan "Olimpiade Grup SIS" yang biasa dilakukan secara luring menjadi daring dengan melalui teknologi VR ini dalam kompetisi e-game bertajuk “e-Olympics”.

Selaian program VR, terkait teknologi SIS juga melengkapi pembelajaran siswa dengan program robotik dan coding. Penguatan teknologi dalam pembelajaran ini bertujuan memberikan siswa keterampilan abad 21 dan menumbuhkan kreativitas.

Program VR, cosing dan robotik di SIS diharapkan akan mampu memberikan siswa pengalaman langsung dengan industri yang akan mengubah teknologi di seluruh dunia.

Baca juga: Ditjen Dikti: Ada Bantuan Dana PJJ bagi Kampus lewat 7 Cara Ini

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau