Pria yang mendapat anugerah Kalpataru sebagai Pembina Lingkungan berkat temuan formula perhitungan dimensi Sumur Peresapan Air Hujan ini mengungkapkan banyak masyarakat belum memahami kondisi ini karena masih memperoleh akses terhadap air bersih sepanjang tahun.
Sementara masyarakat yang tinggal di daerah tertentu sudah mulai merasakan kesulitan untuk memperoleh air ketika memasuki musim kemarau.
Baca juga: Rencana Kuliah Tatap Muka Agustus, UGM Beri Syarat Ketat
Padahal, kata Sunjoto air yang tersedia di bawah tanah sudah sangat menipis dan air yang saat ini dinikmati oleh masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, sebenarnya adalah cadangan air yang seharusnya diperuntukkan bagi generasi mendatang.
"Kita tidak merasa kekurangan air, tapi kita ini sudah menggunakan hak generasi mendatang. Ini yang tidak kita sadari," ungkap Sunjoto.
Menurut Sunjoto, cukup sulit untuk mengubah kondisi defisit air menjadi surplus. Meski demikian, upaya menuju hal tersebut harus dilakukan. Pemerintah maupun masyarakat dapat mengambil bagian dalam upaya ini melalui cara-cara vegetatif maupun konstruktif.
Cara vegetatif misalnya berupa penghutanan kembali pada area yang berstatus hutan, namun secara fungsi telah berubah karena vegetasi di dalamnya telah ditebang.
Selain itu, menurutnya, lahan-lahan kosong yang tersebar di berbagai tempat harus ditanami dengan pohon untuk meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
"Penghijauan bisa di mana saja, harapan kami lahan kosong di pinggir jalan juga bisa ditanami. Bagi saya cara vegetasi itu tetap yang terbaik," jelasnya.
Sementara itu, cara konstruktif yang dapat dilakukan adalah dengan membangun sistem peresapan air hujan, baik berupa sumur resapan, parit resapan, maupun taman resapan.
"Seharusnya rumah-rumah dibangun agar air hujan yang jatuh di halamannya tidak keluar ke jalan, tetapi diresapkan ke halamannya masing-masing. Dengan begitu, sungai-sungai tidak banjir, dan sumur-sumur punya persediaan air yang banyak," kata Sunjoto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.