Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Edukasi Universal

Edukasi universal merupakan bentuk dukungan Eduversal Indonesia untuk berbagi gagasan yang mencerahkan dan ide yang mencerdaskan seputar edukasi, sosial budaya dan pembangunan karakter bagi kemajuan dunia pendidikan yang berkelanjutan. 

Setahun Pembelajaran Daring, Benarkah Terjadi "Learning Loss"?

Kompas.com - 27/03/2021, 15:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bagi orangtua yang memiliki tingkat pendidikan rendah atau orangtua yang tidak memahami pembelajaran daring, ada anggapan bahwa pembelajaran daring itu sebenarnya tidak ada atau mengada-ada.

Bagi mereka, tanpa adanya tatap muka, peran sekolah bisa dikatakan tidak ada dalam pembelajaran. Kini, seolah-olah sekolah memasuki masa libur berkepanjangan. Dengan pemikiran orangtua seperti ini yang paling rentan terkena dampaknya adalah siswa putri.

Ada orangtua yang akhirnya memutuskan untuk menikahkan dini putrinya dalam rangka mengurangi beban keluarga.

Selain itu, orangtua yang memiliki kendala ekonomi terkadang juga menjadi problematika.

Alih-alih mendukung anaknya untuk belajar daring, mereka justru terpaksa memanfaatkan anaknya untuk bekerja membantu keuangan orangtua untuk memenuhi kebutuhan keluarga di tengah krisis pandemi.

Baca juga: PJJ Berlangsung 10 Bulan, Siswa Berpotensi Alami Learning Loss

Meminimalisir risiko

Berdasarkan laporan penelitian-penelitian tersebut risiko learning loss memang sangat besar terjadi di masa pandemi. Namun, hal ini tidak seharusnya membuat kita berpangku tangan dan berdiam diri. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal ini, apalagi dengan kemajuan era teknologi digital saat ini.

Bagi yang tinggal di perkotaan atau di daerah yang relatif lebih mapan, learning loss bisa saja diminimalisir dengan membuat program pembelajaran dalam jaringan (daring) yang lebih maksimal, efisien dan efektif.

Penggunaan berbagai macam platform pendidikan online bisa menjadi alternatif jalan yang sangat membantu pembelajaran siswa di masa pandemi sehingga siswa tidak terlalu tertinggal dalam belajar.

Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat penting. Hal ini bisa kita jelaskan dengan analogi guru sebagai seorang koki.

Seorang koki harus bisa meramu resep masakan sehingga bisa menghasilkan masakan yang lezat rasanya. Jika rasanya lezat, orang yang memakannya pasti akan ketagihan, ingin makan lagi setelah mencicipinya.

Koki pun akan merasa senang dan semangat untuk membuat resep-resep lain yang berbeda.

Begitu halnya guru, jika guru mampu meramu pembelajaran daring dengan baik, guru akan merasa senang dan tak sabar untuk memulai pembelajaran.

Sementara siswa akan menantikan pembelajaran dengan rasa penuh penasaran. Penasaran akan hal baru apa yang akan dilakukan gurunya di pembelajaran.

Jika tidak seperti ini, pembelajaran daring bisa menjadi sangat membosankan, apalagi tanpa adanya kreativitas dari guru dalam menyampaikan pembelajarannya.

Sejatinya guru harus mampu menuangkan ide-ide kreatif dan inovatifnya menjadi sebuah proses pembelajaran yang baik sehingga siswa tertarik dan akan tetap semangat mengikuti pembelajaran daring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com