"Dengan ini, masyarakat dapat manfaat langsung dari kerja praktik nyata siswa SMK ini. Jika ini dapat dilakukan secara berkelanjutkan," tambahnya.
SMK yang bertransformasi menjadi learning community hub diyakini Rizal akan dapat menyelesaikan permasalahan nyata masyarakat seperti persoalan lingkungan, pertumbuhan ekonomi yang rendah karena daya beli yang turun, menggairahkan kembali pariwisata yang turun hingga membantu meningkatkan kembali kegiatan UMKM yang mati suri.
Baca juga: Kolaborasi Ditjen Vokasi dan GSM Perkuat SMK Papua dan Papua Barat
Untuk menjamin keberlanjutan ekosistem, GSM mendorong balai besar bisa menjadi jembatan untuk mendorong tumbuh suburnya kekuatan akar rumput di sekolah yang sudah menerapkannya.
Harapannya, mereka dapat membuat desain sistem yang lebih mendukung ekosistem baru tersebut dengan mengubah beberapa program pelatihan dan pendampingan menjadi lebih berorientasi pada performa dan kebutuhan pembentukan ekosistem SMK tersebut.
"Pola kepemimpinan yang ditawarkan oleh GSM antara lain menjadi pemimpin yang mampu menginspirasi dengan sudut pandang baru, memilih untuk sharing vision daripada menuntut administrasi," jelasnya.
Dengan demikian, gerakan ini nantinya akan memberdayakan sekolah-sekolah di bawah pengawasannya hingga memimpin perubahan tersebut di depan.
"Sehingga, pemimpin yang diharapkan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman saat ini bukan pemimpin yang mengatur melainkan malayani masyarakatnya dengan sistem yang lebih terbuka dan kolaboratif," ujarnya.
Rizal berharap, "dengan workshop leadership dan mindset bagi SDM Vokasi melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan ini, maka SMK-SMK itu diharapkan tidak terlindas oleh perubahan zaman, tetapi menjadi innovater disruptor."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.