KOMPAS.com - Menunaikan ibadah puasa ternyata mendatangkan banyak manfaat positif bagi kesehatan tubuh.
Menurut Dosen Program Studi Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Annta Kern Nugrohowati, penelitian yang dilakukan para ahli menyatakan bahwa puasa Ramadhan memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan, antara lain:
1. Dapat memperbaiki kadar gula darah melalui mekanisme peningkatan sensitivitas insulin.
2. Memperbaiki tekanan darah dan frekuensi nadi.
3. Menurunkan berat badan pada individu-individu yang overweight atau obesitas.
4. Memperbaiki kadar lemak dalam darah.
"Terkait dengan kekebalan tubuh, puasa dapat menurunkan kadar sitokin proinflamasi, penanda oksidative stress dan CRP. Sehingga puasa Ramadhan di masa pandemi Covid-19 aman dan tidak akan menurunkan imunitas," terang Annta Kern seperti dikutip dari laman undip.ac.id, Senin (12/4/2021).
Baca juga: Dosen UII Berikan Tips Mata Tetap Sehat Saat Belajar Daring
Namun hal ini berlaku bagi individu yang tidak memiliki penyakit kronis sebelumnya.
Annta menerangkan, apabila seseorang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, gangguan pada jantung ataupun gangguan pada ginjal disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter apakah diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa atau tidak.
Annta mengungkapkan, puasa Ramadhan di masa pandemi Covid -19 dapat dijalankan dengan aman dan akan memberikan manfaat untuk kesehatan selama terdapat keseimbangan antara asupan makan dan aktivitas fisik.
Baca juga: Pakar Unpad: 4 Langkah Ini Bisa Cegah Kerusakan Gigi Anak
Annta menyarankan, selama puasa di bulan Ramadhan banyak mengonsumsi makanan dengan gizi lengkap yaitu:
1. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat yang dikonsumsi sebaiknya berasal dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau putih, kentang,jagung, ubi atau singkong.
Sedangkan makanan yang terbuat dari karbohidrat sederhana seperti mie,roti dan gula sebaiknya diminimalkan konsumsinya. Hal itu dikarenakan konsumsi karbohidrat sederhana justru akan menurunkan kerja dari sistem kekebalan tubuh.
"Kondisi ini tidak diharapkan terjadi pada masa pandemi Covid-19," imbuh Annta.
Baca juga: Gunakan 52 Ruangan, 11.716 Peserta Ikuti UTBK di UGM