Secara internasional, menurut Agung, koordinasi terkait surveilans juga perlu diupayakan. Diperlukan konsultasi bersama ahli dengan tim WHO yang mampu mendeteksi keberadaan sekaligus membantu proses surveilans.
“Ini perlu dilakukan terutama pada epidemiologi Covid-19, derajat keparahan, efektivitas di kesehatan masyarakat, dan sosial. Juga pada terapi dan proses vaksinasi yang harus kita lakukan di masyarakat,” tandas Dewan Pakar Satgas Covid-19 IDI Jawa Timur itu.
Baca juga: Ini Biaya Kuliah di Universitas Indonesia 2021 Program S1 Reguler
Sementara itu, Ia menyampaikan bahwa selama virus masih terus menginfeksi manusia, mutasi Sars-CoV-2 akan tetap berlanjut. Artinya bahaya masih mengancam.
Demi mencegah transmisi virus, Agung menegaskan bahwa masyarakat harus tetap mempertahankan 5M. Yakni memakai masker; mencuci tangan pakai sabun; menjaga jarak; menghindari kerumunan; dan mengurangi mobilisasi.
“Mutasi apapun memang berbahaya. Tapi mau mutasi bagaimana pun, cara mencegahnya sama, yaitu dengan 5M,” tegas Agung.
Varian E484K memang lebih ganas, namun gejala yang ditimbulkan mirip dengan gejala varian lain yang pernah ada. Pada umumnya, ujar Agung, varian-varian tersebut mudah menular. Hal itu menyebabkan jumlah pasien meningkat.
Ia mengatakan, jika peningkatan jumlah pasien tidak segera ditangani, angka kematian dan mortalitas akan melonjak.
“Pada varian ini, gejala klinis yang muncul mirip dengan Varian B117, B1351 Afrika Selatan dan P1 Brazil. Derajat keparahannya juga tidak berubah,” ujarnya.
Sebagai informasi, Varian E484K atau sering kali disebut Varian Eek di Indonesia pertama kali terdeteksi di wilayah DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
“Ini merupakan mutasi yang membantu Corona untuk menyebar. Varian E484K ini juga membantu virus menghindari dari beberapa antibodi,” pungkasnya.
Baca juga: Peneliti Unair: Madu dari Lebah Ini Bantu Atasi Osteoporosis
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.