Penulis: Virgiona Elsandra Hidayah | Editor: Buku Elex Media Komputindo
KOMPAS.com - Tidak asing bukan, saat anda mendengar istilah “era 4.0” atau “revolusi industri 4.0”? Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan era revolusi industri 4.0 itu?
Jika mendengar penjelasan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dalam tahap revolusi industri yang keempat ini disrupsi teknologi digital semakin masif.
Sehingga menciptakan transformasi digital pada suatu perusahaan bukan lagi menjadi sesuatu yang bisa ditunda.
Seperti yang kita tahu, saat ini sudah semakin banyak perusahaan konvensional yang bertransformasi menjadi perusahaan berbasis digital. Jika suatu perusahaan tidak melakukan hal yang sama, bukan hal yang tidak mungkin apabila perusahaan tersebut akan habis tergerus perubahan zaman.
Baca juga: Beasiswa S1 Jepang 2022, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 15 Juta Per Bulan
Lalu, apa saja yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk bisa bertahan di era revolusi industri 4.0 ini? Simak selengkapnya di bawah ini.
Banyaknya perbedaan antara cara berpikir konvensional dengan cara berpikir digital, membuat pelaku bisnis di luar sana harus mampu untuk mengubah mindsetnya. Mindset baru harus diterapkan dalam bertransformasi di dunia digital agar bisa selalu menciptakan ide baru dan menerima berbagai masukan.
Dengan adanya perubahan mindset, suatu perusahaan akan lebih cepat untuk betransformasi dan beradaptasi di dunia digital.
Baca juga: Empat Cara Menjadi Kaya dengan Hidup Zero Waste
Mengapa kita harus memahami kebutuhan pengguna saat ini? Bukankah sedari dulu suatu perusahaan sudah pasti memahami kebutuhan pengguna? Ya, Anda tidak salah.
Namun, pada poin ini lebih menekankan kebutuhan pengguna pada saat ini. Mengingat di era digital semuanya berubah, kebutuhan pengguna di era digital pun ikut berubah. Maka dari itu, penting bagi suatu perusahaan untuk memahami kebutuhan para pengguna di era digital ini.
Setelah mengubah mindset dan memahami kebutuhan pengguna saat ini, pelaku bisnis yang ingin bertransformasi ke digital juga harus membuat model bisnis yang baru. Tentunya model bisnis tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, yaitu di era digital.
Akan sia-sia jika sudah memiliki mindset baru dan sudah memahami kebutuhan pengguna saat ini namun model bisnis yang dijalankan masih sama dengan yang dahulu.
Baca juga: Ragam Buku Minggu Ini: Belajar Kelola Bisnis dan Investasi dari Nol
Hal yang tidak kalah penting adalah mengubah lingkungan kerja menjadi lingkungan yang kreatif di mana setiap orang berhak mengemukakan idenya untuk kualitas perusahaannya yang lebih baik.
Dengan adanya lingkungan kerja yang kreatif, maka pekerja di perusahaan tersebut bisa leluasa bertukar ide dan mengaplikasikannya pada transformasi digital yang dijalankan.
Walaupun pada artikel ini hanya disebutkan 4 poin saja, bukan berarti keempat poin ini sudah mencakup semua yang dibutuhkan untuk melakukan transformasi digital.