KOMPAS.com - Setiap tahun, perayaan Idul Fitri atau 1 Syawal jatuh pada tanggal yang berbeda. Perbedaan sistem penanggalan yang dipakai di kalender Masehi dan kalender Hijriah menjadi alasannya. Mengapa bisa berbeda?
Melansir laman platform edukasi Zenius Education, sekitar 10.000 tahun yang lalu, belum ada orang yang mengetahui tentang konsep hari, bulan maupun tahun.
Setiap hari, manusia diperkirakan melakukan kegiatan yang sama, seperti berburu dan mencari tumbuhan untuk dimakan. Namun, seiring dengan hewan buruan yang bermigrasi di waktu tertentu, tanaman tidak tumbuh karena pergantian cuaca, dan perubahan siklus alam lainnya, menyebabkan manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan seperti biasa.
Perubahan kondisi tersebutlah yang membuat manusia mulai menyadari ada sebuah siklus yang berulang. Sehingga, pada saat itulah konsep "tahun" mulai muncul.
Baca juga: Biaya Kuliah S1 Jalur Mandiri PTN 2021: UI, UGM, ITB
Menjadi cikal bakal sejumlah negara membuat sistem penanggalan masing-masing, mulai dari Mesipotamia, Arab, Maya hingga daratan Cina. Sistem penanggalan tersebut ada yang menggunakan fenomena terbit dan tenggelamnya matahari (solar), ada yang berbasis pada siklus penampakan bulan (lunar) dan ada juga menggabungkan keduanya (luni-solar).
Sehingga, masing-masing negara punya tolak ukur dan indikator yang berbeda-beda dalam menjelaskan pola siklus alam yang begitu misterius pada waktu itu.
1. Lunar atau bulan
Sistem ini berbasis revolusi bulan mengelilingi Bumi. Sistem ini yang paling sederhana dan diduga dipakai pertama kali oleh peradaban peradaban awal. Keunggulannya adalah mudah diterapkan oleh tiap orang, karena hanya melihat perubahan bentuk bulan di langit tiap malam.
Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja 2021 untuk Lulusan SMA/SMK-S1
Ada saatnya bulan berbentuk bulat sempurna (purnama), ada saatnya bulan separuh, bulan sabit, sampe ada malam ketika bulan tidak nampak sama sekali (bulan mati). Perubahan tampilan dari bulan itu terjadi akibat dari revolusi bulan mengelilingi Bumi.
Fase antara bulan mati (tidak terlihat sama sekali) sampai ada secercah cahaya tipis dari pantulan sinar matahari pada bulan yang membentuk sabit itulah yang disebut Hilal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.