Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri Bergeser Setiap Tahunnya

Kompas.com - 17/05/2021, 17:30 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Metode untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri

Penentuan Hari Lebaran bisa didasarkan pada 2 metode, yaitu:

1. Metode pengamatan

Pada tanggal 29 Ramadhan, pada waktu senja akan banyak orang yang mengamati bulan. Jika adanya Hilal, yaitu bentuk bulan sabit tipis di cakrawala, menandakan esok harinya adalah 1 Syawal yang berarti jatuhnya hari raya Idul Fitri.

Akan tetapi, jika kita tidak dapat melihat Hilal, maka esok harinya belum 1 Syawal melainkan jadi tanggal 30 Ramadhan. Itulah yang menyebabkan interpretasi hari Lebaran bisa berbeda-beda antar para pengamat.

Tetapi ada interpretasi yang berbeda antar pengamat yang menggunakan metode ini. Pasalnya, beberapa kaum ulama melarang penggunaan alat bantu teleskop, binokular dan teleskop infra merah. Kesaksian yang sah, kata sebagian kaum ulama dianggap sebagai kesaksian dengan mata telanjang, akibatnya proses pengamatan bisa menjadi lebih sulit.

Kendati demikian, banyak pendapat di kalangan ulama yang sudah memperbolehkan pemakaian alat bantu tersebut.

Baca juga: Beasiswa S1 Jepang 2022, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 15 Juta Per Bulan

2. Metode perhitungan

Metode yang kedua untuk penentuan hari adalah dengan cara Hisab atau perhitungan, yaitu menghitung waktu rata-rata bulan untuk mengitari Bumi, dan ditetapkannya sebagai 1 bulan Hijriah.

Hingga saat ini, metode perhitungan ini juga mendapat banyak tentangan di kalangan ulama, sebab dinilai punya kelemahan, dari pertentangan sideris dan sinodis.

Dengan kata lain, Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal bisa jatuh pada tanggal berbeda tiap tahun, bahkan di tahun yang sama bisa berbeda hari, karena bergantung pada metode yang digunakan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com