Penulis: Vonny | Editor: Komik Elex Media Komputindo
KOMPAS.com - Kalau punya Doraemon sebagai sahabatmu, apa yang akan kamu lakukan? Keliling dunia bahkan alam semesta? Menimbun kekayaan yang tiada habisnya sampai tujuh turunan? Menguasai dunia?
Semua bisa dengan bantuan peralatan dari kantong ajaibnya. Seharusnya! Namun, jangankan menguasai dunia. Nobita yang menjadi sahabat Doraemon malah kerap bersusah-payah agar tidak mendapatkan nilai merah dalam ulangannya atau sekadar untuk bangun pagi.
Rasanya saat ini, tidak ada yang tidak kenal Doraemon, robot kucing yang datang dari abad 22 di serial animasinya menghiasi kegiatan Minggu pagi mayoritas anak seluruh Indonesia.
Anak-anak sampai dewasa mungkin sudah hafal tokoh-tokoh dan ceritanya. Semula Sewashi cucunya cucu Nobita yang hidup melarat pada zamannya mengirim Doraemon ke masa lalu.
Baca juga: Dark Hunter: Komik Seru Pembersih Kegelapan
Tepatnya, ke masa Nobita masih bersekolah. Tujuannya, mengubah masa depan kakek dari kakeknya itu agar lebih baik dan pada akhirnya akan berdampak pada nasibnya sendiri di masanya.
Sewashi meyakini hal itu terjadi apabila Nobita menikahi Shizuka, teman perempuan Nobita yang cantik dan baik hati, yang aslinya juga disukai Nobita.
Sebaliknya, hidup Nobita akan memprihatinkan apabila kelak menikahi Jaiko. Jaiko adalah adik perempuan Giant teman sekelas Nobita yang ditakutinya karena sangat kuat dan suka merundungnya.
Berawal dari ikhtiar Sewashi mengubah nasib ini, kisah persahabatan Doraemon dan Nobita bergulir dan mewarnai kehidupan banyak anak dan remaja di seluruh dunia yang tahun ini memasuki setengah abad sejak komiknya debut pada Januari 1970.
Baca juga: Intip Kisah Lain Putri Kaguya, Berbeda dari Naskah Lawasnya
Akan tetapi, mungkin banyak yang tidak tahu bahwa sejatinya ada enam versi kisah pertemuan pertama Doraemon dan Nobita. Meski keenam cerita tersebut sama-sama diawali kemunculan Doraemon dari laci meja belajar Nobita yang menjadi portal dimensi, perkembangan ceritanya kemudian sedikit berbeda satu dengan lain.
Hal ini terjadi karena pengarangnya, Fujiko F Fujio sensei (1933 – 1996), sebenarnya mengerjakan serial Doraemon untuk enam majalah berbeda secara simultan.
Di Jepang majalah untuk anak usia sekolah diterbitkan sesuai kelas di sekolah. Ada yang untuk usia anak pra–TK, TK, SD kelas satu, kelas dua, dan seterusnya.
Besarnya dedikasi Fujiko sensei dan keinginan beliau untuk memenuhi harapan anak-anak yang ingin terus membaca serial Doraemon, setiap bulan beliau menulis enam versi cerita Doraemon untuk diterbitkan dalam enam majalah dengan tingkat kelas berbeda.
Detail penulisan setiap versi pun beliau sesuaikan dengan target pembacanya. Misalnya cerita Doraemon untuk majalah pra–TK ditulis dengan teks yang singkat dan panel gambar yang besar-besar setiap halamannya.
Semakin tinggi tingkat kelasnya, semakin banyak teks dan pembagian panel gambar per halamannya.