Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Guru Besar UPI Ini Paparkan Model Komunikasi Efektif agar Anak Berpikir Kreatif

Kompas.com - 09/06/2021, 12:05 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Enam gaya bicara itu, sebut dia, dijadikan landasan filosofis dalam mengembangkan model komunikasi efektif.

Begitu pula falsafah Ki Hajar Dewantara yang berbunyi “Di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dan di belakang memberikan dorongan”.

Baca juga: UPI Buka Jalur Mandiri dan Prestasi Istimewa, Simak Informasinya

“Falsafah itu mengandung makna yang sangat dalam berserta berbagai nilai, norma, dan cara berperilaku individu ketika berhubungan dengan individu lain,” tuturnya.

Sementara itu, pijakan teoritis mengacu pada pendekatan yang dikembangkan Fisher (1978) dan teori hubungan interpersonal oleh Eric Berne (1972). Dua pendekatan ini menekankan pada aspek penyesuaian antara komunikator dan komunikan dalam memandang komunikasi yang efektif.

Adapun pijakan empiris didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai kecenderungan pola perilaku atau komunikasi seseorang.

Berdasarkan tiga pijakan itu, didapati bahwa konsep dan proposisi komunikasi efektif, yakni aspek penyesuaian antara komunikator dan komunikan, merupakan fenomena normal komunikasi manusia yang secara dramatis dapat memaksimalkan pencapaian proses komunikasi efektif.

Baca juga: Meningkat Pesat, Peserta UTBK SBMPTN 2021 di UPI Naik 94,39 Persen

“Kemudian, situasi dan hubungan sosial antara komunikator dengan komunikan, terutama dalam ruang lingkup kerangka rujukan, merupakan faktor kunci bagi terciptanya komunikasi efektif,” jelas Edi.

Selanjutnya, tambah dia, kebersamaan makna atau pengertian bersama antarpribadi sebagai suatu fungsi orientasi persepsi, sistem kepercayaan, dan gaya komunikasi juga menjadi kunci terciptanya komunikasi yang efektif.

“Terakhir, hubungan interpersonal akan berlangsung baik apabila antarindividu bisa memiliki kesesuaian sikap kepribadian,” paparnya.

Model komunikasi yang bisa dikembangkan

Edi menyebutkan, pengaruh positif komunikasi anak dengan orangtua dan guru di lingkungan masing-masing terhadap kemampuan berpikir kreatif telah menempatkan ilmu komunikasi sebagai faktor paling signifikan.

Baca juga: Daftar Lengkap Daya Tampung 74 Prodi UPI Jalur SBMPTN 2021

“Orangtua menjadi faktor signifikan pertama dan guru menjadi faktor signifikan kedua dalam dunia pendidikan, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Keduanya memiliki peran krusial dalam mengembangkan kemampuan berpikir anak,” jelasnya.

Terkait fungsi penting itu, efektivitas komunikasi pendidikan tidak lupa mengacu kepada gaya komunikasi yang berlangsung di dalamnya.

Untuk itu, dalam konteks komunikasi pendidikan, ada tiga gaya yang dapat dikembangkan, yakni komunikasi instruksional, komunikasi partisipatif, dan komunikasi medelegasi.

Ketiganya bersifat fleksibel, artinya tidak ada satu pun gaya yang paling efektif. Efektif atau tidaknya sangat bergantung pada frame of reference yang diberikan komunikan.

Baca juga: Soal Peta Jalan Pendidikan Indonesia, Rektor UPI: Sangat Urgen, tapi Harus Komprehensif

“Usaha untuk menciptakan suasana komunikasi efektif bagi perkembangan kemampuan berpikir kreatif anak tergantung niat dan inisiasi orangtua serta guru. Melalui komunikasi yang baik, keduanya bisa membina kemampuan berpikir kreatif anak,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau