KOMPAS.com - Mencari sekolah dengan metode dan program pembelajaran yang tepat bagi anak dengan autisme bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.
Berbagai pertimbangan dan pertanyaan tentunya hadir di tengah memeroleh pendidikan terbaik bagi anak.
Kepala Pendidikan Inklusi Cikal, Husnul Chotimah mengatakan ketika membahas tentang keperluan sekolah anak dengan autisme, orangtua perlu memahami sejumlah hal.
“Menyekolahkan anak dengan autisme merupakan keputusan yang memerlukan banyak pertimbangan," paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Berikut sejumlah hal yang perlu dilakukan orangtua dalam mempertimbangkan sekolah untuk anak dengan autisme:
Baca juga: Agar Anak Kompeten, Najelaa: Beri Anak Umpan Balik, Bukan Nilai
Menurut Husnul, orang tua perlu memahami dahulu kesiapan anak, dan mengenali dengan baik kebutuhan belajar anak dengan cara melakukan konsultasi dengan dokter atau psikolog.
"Orang tua perlu membangun konsultasi ke dokter atau pun psikolog, dari sana orang tua akan memperoleh rekomendasi sekolah yang sudah siap secara sistem, baik program dan Sumber Daya Manusia (Pendidik). Namun, kembali lagi, apakah anak sudah siap? Orang tua perlu mendengar dari anak, apakah sekolah itu kebutuhan anak atau bukan?” tutur Husnul.
Ia pun menekankan juga pentingnya kesiapan dan kesediaan orang tua melakukan survei, baik daring atau luring sebanyak mungkin untuk mencari tahu sekolah yang ingin dituju dengan menyesuaikan kebutuhan anak dan lainnya.
“Tidak semua sekolah dapat menyediakan kebutuhan anak dengan autisme. Orang tua perlu mencari dengan detail informasi kurikulum, fasilitas, dan program, sehingga orang tua cukup memperoleh informasi tentang sekolah bagi anak dengan kebutuhan khusus, dalam hal ini anak dengan autisme. Fokusnya atau titik awal menemukan sekolah itu mengetahui kebutuhan belajar anak,” tambah dia.
Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak
Husnul menjelaskan bahwa dalam beberapa sekolah, termasuk di Sekolah Cikal, orang tua dapat memberikan profil anak dari terapis, atau dokter atau psikolog pendamping anak ketika mendaftarkan anak dengan kebutuhan khusus, dalam hal ini anak dengan autisme.
Profil anak dengan autisme atau kebutuhan khusus lainnya digunakan untuk membuat dan memetakan Rencana Pengembangan Individu (RPI) setiap anak dengan kebutuhan khusus dengan wali kelas.
“Kami meyakini bahwa profil setiap anak dengan autisme pasti berbeda, kebutuhan belajar anak pun berbeda. Kami pun dalam hal ini fokus pada profil anak, dan melihat kebutuhan anak melalui (laporan hasil terapi) untuk mengacu pada program-program yang akan diperuntukkan bagi anak tersebut. Inilah salah satu proses penting masuk sekolah di Cikal selain adanya proses observasi, dan wawancara dengan orang tua. Profil inilah jadi dasar pemilihan program belajar anak,” jelasnya.
“Kami menyadari bahwa penting sekali, bagi sekolah dan orang tua sebagai partner, sama-sama terlibat aktif dalam pengasuhan dan pendampingan anak. Semakin luas, dan lengkap informasi yang diberikan mengenai profil anak, maka akan semakin valid dan tepat dukungan yang diberikan oleh sekolah. Kerja sama inilah sangat penting,” tutupnya.
Baca juga: Mengenal Ikigai, Rahasia Etos Kerja Tinggi dan Karier Cemerlang ala Jepang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.