Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips Gunakan Teknologi Digital Aman dan Sehat

Kompas.com - 28/08/2021, 12:55 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, sekitar 75 persen dari total penduduk Indonesia menjadi pengguna aktif internet. Tentu saja semestinya pemanfaatan tersebut memberikan nilai positif.

Seperti mendapat pengetahuan, hiburan, berkomunikasi, ruang entertainment, hingga kesempatan berbisnis.

Namun dalam kenyataannya ada banyak dampak buruk yang didapat oleh pengguna seperti konflik verbal, kekerasan yang disuguhkan baik dalam kata, audio, maupun video.

Baca juga: Tips Memilih Makanan Sehat Saat Pandemi ala Akademisi UGM

Juga dampak buruk kecanduan, kejahatan siber, hingga kasus-kasus kriminalitas pornografi dan masih banyak lagi.

Demikian diungkapkan Dosen Sekolah Vokasi IPB University yakni Dr. Doni Yusri pada Webinar Literasi Digital seperti dikutip dari laman IPB University, Sabtu (28/8/2021).

Dampak-dampak buruk tersebut bisa saja hadir tanpa dibutuhkan oleh pengguna. Bahkan dampak buruk bisa saja menyasar dunia pendidikan.

Karena itu, baik anak didik maupun tenaga didik sebaiknya menggunakan saluran atau fitur-fitur resmi dalam proses belajar mengajar.

Untuk menghindari kejahatan maupun dampak buruk lainnya, Dr. Doni menyarankan agar pengguna media sosial menggunakan tips cukup tahu tapi tidak memberi tahu.

Dalam artian, terkadang ketika kita menggunakan berbagai aplikasi dan fitur media sosial maka ada saja link atau situs yang 'nyelonong' tanpa kita kehendaki.

"Mau tidak mau kita jadi tahu. Maka langsung saja dihapus atau ditolak," katanya.

Cara lainnya tentu saja rutin merawat aplikasi dan fitur dengan rutin mengganti password atau memberlakukan dua faktor otentifikasi identitas.

Tentang password ini selain rutin diganti juga hendaknya sangat rahasia dan pribadi.

Kini, kita hidup di dua alam yakni dunia nyata dan dunia maya. Layaknya di dunia nyata, kita diminta untuk menjadi masyarakat yang berguna dan bermanfaat, begitu juga di dunia maya.

Setiap orang hendaknya melawan hoaks, menjauhi ujaran kebencian, fitnah, dan hujatan dengan selalu mengkritisi dan cari kejelasan dengan berita-berita yang diterima.

Baca juga: Akademisi UGM: Begini Memilih Skincare yang Tepat di Masa Pandemi

Selain itu, semua orang juga harus tahu siapa dan apa maksud berita dan pesan itu. Jika tak dikenal maka dicari tahu dulu kebenarannya.

"Tidak ada salahnya untuk objektif dan menghindari rasa benci dan suka yang berlebihan dengan individu, organisasi, atau masyarakat tertentu," jelas pengajar di Program Studi Manajemen Industri di Sekolah Vokasi IPB University ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau