Guru dari SDN 3 Karangmalang, Arifin, mengaku optimistis pelaksanaan asesmen nasional (AN) akan sangat membantu pemetaan pendidikan. Ini sekaligus menjadi ajang untuk membentuk kompetensi dan karakter murid.
Baca juga: Siswa SD-SMA, Simak Jadwal Lengkap asesmen nasional 2021
Menurutnya, lewat asesmen nasional, anak-anak akan lebih paham mengenai konsep dan pengerjaan ujian.
“Memang untuk AN ini membutuhkan proses yang lebih lama, tapi input-nya tentu akan lebih baik ketimbang UN. Kalau UN dulu itu kan lebih mengedepankan nilai daripada proses, sehingga banyak siswa yang berusaha menggunakan cara apapun untuk lulus,” ujarnya.
Senada dengan Arifin, Satar melihat asesmen nasional sebagai “angin segar” bagi dunia pendidikan. Sebab, menurut dia, asesmen nasional memiliki mekanisme yang lebih praktis.
Sebab peserta yang ikut AN tidak terlalu banyak sehingga hanya membutuhkan beberapa pengawas.
“Misalnya saja di kami kelas delapan itu ada delapan kelas, hanya diambil 45 siswa, itu artinya hanya satu setengah kelas. Persiapannya lebih praktis,” ujarnya.
Baca juga: 7 Fakta tentang asesmen nasional Pengganti Ujian Nasional 2021
Jika dibandingkan dengan UN, Satar melihat bahwa asesmen nasional memiliki peluang yang lebih baik ke depannya karena penekanan penilaian pada karakter bukan nilai.
Karena beranggapan membawa dampak yang lebih positif, ia mengaku sangat mendukung kebijakan asesmen nasional.
“Nilai survei sebagai pola yang baik, kesadaran baik. Artinya, secara pribadi mendukung dan optimistis hasilnya akan lebih baik,” kata dia.
Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan UN yang menjadikan nilai sebagai tolak ukur siswa untuk masuk ke jenjang berikutnya.
“Itu kan beban luar biasa, penekanannya bukan pada karakter. Semua mengejar nilai, bahkan mungkin bisa memunculkan hal-hal negatif,” ucap Satar.
Baca juga: Siswa, Pahami Jenis Soal yang Muncul di asesmen nasional 2021
Tak hanya pihak sekolah, optimisme akan pelaksanaan asesmen nasional tersebut turut disuarakan Alya (36), salah satu orangtua murid SDN 3 Gribig.
Menurutnya, asesmen nasional saat ini sangat tidak memberatkan para siswa. Hal ini sangat kontras dengan pelaksanaan UN yang dinilai sebagai momok.
“Kalau UN zaman dahulu itu kan bisa sampai gila-gilaan ya belajarnya. Bisa sampai tekanan sekali sampai ada doa bersama dan istighosah bersama. Kalau AN ini kan kayaknya lebih enak ya, slow aja begitu,” ujar Alya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/8/2021).
Terkait hasil asesmen nasional yang akan diperoleh anak nanti, Alya mengatakan tidak ingin terlalu khawatir. Pasalnya, ia mengaku bukan tipe orangtua yang berorientasi pada hasil.
Baca juga: Seperti Ini Bentuk Soal asesmen nasional
“Saya lebih senang kalau misal anak itu hobi atau pintar dalam sesuatu. Mungkin yang paling diharapkan ya dari tes-tes karakter itu. Karena karakter selama ini kan sering diabaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengaku yakin adanya asesmen nasional bisa membangun karakter yang lebih baik untuk anak-anak.
“Karena ini berbeda dengan UN, saya tidak akan cemas. Justru hasil yang apa adanya itu mungkin bisa menjadi bahan evaluasi atau pembelajaran yang baik untuk anak-anak,” kata dia.
Paralel dengan persiapan pelaksanaan asesmen nasional, sejumlah sekolah juga telah mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Baca juga: 7 Langkah Pemkot Depok Siapkan PTM Terbatas